1.733 Non-ASN Pemkot Semarang Gagal Lolos Seleksi PPPK, Begini Nasibnya

1.733 Non-ASN Pemkot Semarang Gagal Lolos Seleksi PPPK, Begini Nasibnya

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.733 pegawai non-Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Semarang dinyatakan tidak lolos dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Meskipun demikian, Pemerintah Kota Semarang memastikan bahwa mereka akan tetap dipekerjakan sebagai pegawai paruh waktu.

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang, Joko Hartono mengungkapkan, seleksi PPPK tahap pertama menarik minat hingga 4.078 pelamar.

Namun, hanya tersedia 2.654 formasi, di mana 2.324 pelamar berhasil lolos menjadi PPPK penuh waktu, sementara 1.733 lainnya tidak berhasil.

“Tetapi untuk PPPK paruh waktu ini masih menunggu regulasi dari pemerintah. Jangan khawatir, kami sudah diperintahkan untuk mempekerjakan kawan-kawan non-ASN, baik yang lolos maupun tidak lolos di seleksi PPPK tahun 2025 ini. Sementara itu, regulasi untuk PPPK penuh waktu sudah ada dan penetapannya dijadwalkan sekitar 1 Maret 2025,” jelas Joko saat dikonfirmasi pada Jumat (10/1/2025).

Joko juga menjelaskan bahwa adanya dua jenis status PPPK, yakni penuh waktu dan paruh waktu, disebabkan oleh pembatasan anggaran belanja pegawai.

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2002 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah, belanja pegawai dibatasi maksimal 30 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Proses seleksi dimulai setelah mereka melamar, kami mengecek administrasi dan melakukan tes CAT (Computer Assisted Test). Hasilnya, sebanyak 2.324 non-ASN dinyatakan lolos menjadi PPPK,” tambahnya.

Joko menegaskan bahwa penetapan untuk PPPK penuh waktu dijadwalkan mulai 1 Maret 2025, sementara regulasi untuk pegawai paruh waktu masih dalam tahap penyusunan.

Ia juga mengingatkan bahwa proses seleksi PPPK dilakukan secara transparan dan berintegritas, serta mengimbau para pegawai non-ASN agar tidak percaya pada pihak-pihak yang menjanjikan kelulusan melalui jalur belakang.

“Proses seleksi sangat ketat dan murni berdasarkan hasil tes. Jika ada yang menjanjikan kelulusan, saya pastikan itu bohong. Bagi yang lolos, manfaatkan kesempatan ini untuk benar-benar mengabdi pada negara,” pesannya.

Sumber