1.801 Istri di Semarang Gugat Suami, Pertengkaran dan Faktor Ekonomi Penyebab Terbanyak

1.801 Istri di Semarang Gugat Suami, Pertengkaran dan Faktor Ekonomi Penyebab Terbanyak

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.801 istri di Semarang menggugat cerai suaminya selama 2024. Data itu tercatat di Pengadilan Agama Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pengadilan Agama Kota Semarang, Sundoro Ady Nugroho mengatakan, perceraian di Kota Semarang didominasi gugatan dari istri.

"Gugat cerai atau perempuan yang mengajukan gugatan (perceraian) sebanyak 1.801 kasus. Sementara cerai talak atau dari pihak laki-laki hanya 560," kata Sundoro saat ditemui Kompas.com di kantornya, Selasa (12/11/2024).

Ada beberapa penyebab angka perceraian tinggi di Kota Semarang. Salah satunya karena faktor perselisihan dan ekonomi.

"Karena faktor ekonomi sebanyak 286," ucap dia.

KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pengadilan Agama Kota Semarang, Sundoro Ady Nugroho saat ditemui di kantornya, Selasa (12/11/2024).Selain itu juga ada faktor penyebab lain seperti kekerasan dalam rumah tangga dengan 10 kasus dan perselisihan dan pertengkaran terus menerus sebesar 1.470 kasus.

"Faktor perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga paling banyak ditangani oleh Pengadilan Agama," lanjut dia.

Faktor-faktor lainnya yang menjadi penyebab perceraian di antaranya dihukum penjara 3 kasus, judi 9 kasus, mabuk 9 kasus, murtad 12 kasus, meninggalkan salah satu pihak 189 kasus dan karena poligami 1 kasus.

"Perkara gugatan perceraian cenderung turun. Rata-rata karena masalah ekonomi atau nafkah yang kurang sehingga menimbulkan perselisihan yang terus-menerus," ucap Sundoro.

Menurut dia, dari tahun ke tahun angka perceraian di Kota Semarang cenderung naik-turun. Misalnya angka cerai gugat pada 2020 sebanyak 2.467.

Lalu pada 2021 naik 2.586, tahun 2022 naik lagi sebanyak 2.592, tahun 2023 turun 2.413 dan sampai per November 2024 turun sebanyak 1.801.

"Cerai talak juga cenderung sama grafiknya naik-turun. Tahun 2020 sebanyak 812, 2021 turun 796, 2022 turun lagi 787, 2023 turun lagi 709 dan tahun ini sampai November turun 560," ungkap dia.

Sumber