10 Hari Sebelum Bunuh Ibunya, Aipda Nikson Disebut Absen Kontrol Kejiwaan di RS Polri
JAKARTA, KOMPAS.com - Aipda Nikson Pangaribuan alias Ucok (41), anggota Polres Metro Bekasi yang membunuh ibu kandungnya, Herlina (61), disebut absen dari kontrol kondisi kejiwaan di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2024).
Paman Nikson, Ronny Pangaribuan, mengungkapkan, keponakannya itu mengalami gangguan kejiwaan selama tiga tahun terakhir.
Meski kondisinya telah dianggap membaik menurut salah satu rumah sakit jiwa di Grogol, Jakarta Barat, Nikson masih dalam pengawasan RS Polri Kramatjati sehingga sedianya harus menjalani kontrol.
“Dokter (RS Polri yang menangani Nikson) bertanya kepada perawat, membuka data, ‘Tanggal berapa dia (Nikson) seharusnya cek kembali?’, ‘Hari Rabu, 20 November’,” ujar Ronny menirukan percakapan adik Nikson dengan dokter, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/12/2024).
“Ditanya lagi (sama dokter), ‘Masih ada obatnya enggak?’, ‘Enggak tahu, kadang-kadang dia mau (minum obat), kalau ada teman polisi datang, baru makan obat itu, setelah itu dia enggak mau’,” kata Ronny melanjutkan.
Percakapan antara adik Nikson dengan dokter itu diketahui Ronny saat keduanya tengah mengambil jenazah Herlina di RS Polri Kramat pada Selasa (3/12/2024).
“Jadi, dia (Nikson) itu sudah terlambat 10 hari cek (kontrol kejiwaan). Nah, obatnya itu sudah dimakan atau enggak, saya enggak tahu pasti,” ungkap Ronny.
Di sisi lain, selama dua pekan sebelum Nikson menghabisi nyawa Herlina, pelaku sudah menunjukkan perilaku temperamental. Nikson kerap marah dengan menonjok lantai.
“Kami bingungnya, kenapa mamaknya, almarhum ini, sudah dia (Nikson) marah-marah, tidak telepon polisi, biar polisi tangkap, borgol, biar berobat. Ya tapi kami enggak usah mundur ke belakang, jangan menyalahkan, sudah terjadi,” urai Ronny.
Jauh sebelum menderita gangguan jiwa, Nikson disebut memiliki pribadi yang pendiam dan lemah lembut.
Kakak pertama dari empat bersaudara itu juga disebut sangat sayang kepada Herlina.
“Iya, lembut. Kalau diajak ngomong, enggak mau ngomong dia. Dari dulu itu, sifat dia kayak begitu. Pendiam, senyum, ketawa, ramah orangnya,” ujar Ronny.
“Sayang banget sama mamaknya. Paling kolokan lagi. Jadi, adik-adiknya cemburu sosial gara-gara mamaknya itu terlalu sayang dia (Nikson),” tambah dia.
Namun, takdir berkata lain. Nyawa Herlina melayang di tangan darah dagingnya sendiri.
Adapun peristiwa pembunuhan terjadi saat korban sedang melayani pembeli di warungnya di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/12/2024) malam.
Secara tiba-tiba, Nikson datang dari arah belakang dan mendorong ibunya hingga tersungkur jatuh ke lantai.
Setelahnya, Nikson menghantam kepala Herlina menggunakan tabung gas tiga kilogram yang korban jual di warungnya.
Seorang pembeli melihat penganiayaan itu. Namun, dia tidak berani melerai dan melarikan diri karena takut.
Pembeli itu seketika memberi tahu warga sekitar terkait penganiayaan yang dilakukan Nikson.
Mendapat informasi itu, warga langsung menghubungi polisi dan rumah sakit untuk menyelamatkan korban.
Setelah sampai di Rumah Sakit Kenari, korban dinyatakan meninggal dunia.
Nikson sempat melarikan diri, namun akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian. Kini, Nikson tengah menjalani pemeriksaan etik di Polda Metro Jaya.