11 Anak di Blitar Meninggal akibat Demam Berdarah
BLITAR, KOMPAS.com – Sebanyak 11 anak di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dengan rentang usia 3-10 tahun dilaporkan meninggal akibat terjangkit demam berdarah (DB) sejak awal Januari 2024 hingga pekan pertama Januari 2025.
“Di sepanjang 2024 terdapat 10 kematian pada anak akibat demam berdarah. Lalu untuk Januari ini terdapat satu anak lagi yang meninggal karena demam berdarah,” ujar Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Eko Wahyudi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/1/2025).
Eko menyampaikan bahwa jumlah kasus demam berdarah sepanjang tahun 2024 mengalami lonjakan luar biasa tinggi dibandingkan tahun 2023.
Di sepanjang 2024, katanya, tercatat 1.362 kasus atau meningkat hampir 6 kali lipat dibandingkan kasus demam berdarah di 2023 yang hanya tercatat 238 kasus.
Eko menyebut, peningkatan drastis kasus demam berdarah pada 2024, di antaranya karena cuaca ekstrem selama musim penghujan.
“Puncak kasus demam berdarah di 2024 terjadi di bulan Maret, April, dan Mei, dengan masing-masing dilaporkan sebanyak 256 kasus, 237 kasus, dan 197 kasus secara berurutan,” ujarnya.
Setelah Mei 2024, kata dia, kasus demam berdarah terus turun hingga mencapai angka terendah sebanyak 44 kasus di bulan September.
Selanjutnya, terjadi kenaikan perlahan mulai Oktober hingga Desember 2024.
“Bulan Desember 2024 tercatat 66 kasus. Lalu hingga pekan pertama Januari ini sudah tercatat 32 kasus di mana satu anak meninggal,” ujarnya.
Namun, Eko mengaku tidak dapat memastikan apakah puncak kasus demam berdarah di 2025 juga akan terjadi di bulan Maret seperti yang terjadi pada 2024.
“Selama ini yang diamati, peningkatan kasusnya terjadi di waktu musim penghujan. Kalau puncak kasus bisa tidak sama,” katanya.
Menghadapi kemungkinan terjadinya kenaikan kasus, kata Eko, pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Ia juga mengeklaim bahwa Dinas Kesehatan terus berupaya meningkatkan kapasitas tenaga dan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus demam berdarah.