157 Sapi Terpapar PMK, DPRD Ponorogo Imbau Pasar Hewan Ditutup Sementara
PONOROGO, KOMPAS.com – DPRD Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, meminta pemerintah daerah bertindak cepat mengantisipasi PMK agar tidak meluas.
Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, mengatakan, salah satu langkah yang harus segera diambil adalah dengan menutup sementara pasar hewan buat memutus mata rantai penyebaran virus PMK.
“Pasar hewan yang besar seperti Pasar Hewan Jetis segera ditutup saja. Lebih baik pasar tidak buka seperti yang dilakukan Pasar Hewan Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah,” kata Dwi Agus melalui pesan singkat Rabu (8/1/2025).
Dwi Agus menambahkan, dari data Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo tercatat ada 157 sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Tindakan cepat pemerintah daerah dalam melakukan penanganan PMK agar wabah PMK saat ini tidak sama seperti 2022, di mana peternak di Kecamatan Pudak mengalami kerugian cukup tinggi karena banyak sapi peliharaan mereka yang mati.
“Awalnya sapi sehat, kemudian tahu-tahu berlendir, ambruk. Langkahnya bukan lagi preventif, langsung aktif. Pasar Hewan Jetis ditutup, kalau tetap dibuka tentu ada pertukaran di Pasar Hewan Jetis,” ujar Dwi Agus.
Dwi Agus juga meminta petugas Dipertahankan Ponorogo segera menyisir satu per satu sapi milik peternak agar PMK tidak merebak.
“Dipertahankan Ponorogo harus segera bergerak ke bawah ke peternak sapi. Dokter hewan mengecek betul-betul apakah sapi sehat atau tidak,” ucap Dwi Agus.
Terkait saran dari DPRD untuk menutup sementara pasar hewan, menurut Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, akan mempertimbangkan urgensi dari upaya pencegahan penanganan PMK dengan menutup sementara pasar hewan.
“Akan diambil langkah itu, kita lihat nanti ya,” kata Dwi Agus.