20 Rumah Retak Imbas Getaran Truk Pembawa Tanah untuk Bangun Pagar Laut di Bekasi
BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 20 rumah warga di Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, mengalami keretakan akibat getaran dari truk bertonase besar yang mengangkut tanah untuk pembangunan pagar laut.
Salah satu warga yang terdampak, Rio Aryanto (25) mengungkapkan, rumahnya mengalami keretakan di bagian dinding luar dan dalam.
Keretakan ini disebabkan oleh kontur dinding yang tidak kuat menahan getaran dari truk yang melintas tidak jauh dari kediamannya.
"Getaran mobil (truk) besar bawa urukan (tanah), ini dampaknya ke rumah pada retak semua," ujar Rio saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Kamis (16/1/2025).
Rio menjelaskan bahwa mobilitas truk tersebut telah berlangsung sejak proses pembuatan pagar laut dimulai sekitar enam bulan lalu.
Setidaknya, lebih dari 10 truk bertonase besar melintas setiap hari, baik siang maupun malam.
"Tiap hari, lebih dari 10 setiap harinya. Jadi pada berakibat retak. Itu siang dan malam," ungkapnya.
Ia juga menyoroti kurangnya sosialisasi dari pihak PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN), selaku pemilik proyek pagar laut, mengenai aktivitas truk yang membawa tanah.
"Enggak ada, tahu-tahunya ada aktivitas," ucapnya.
Rio menambahkan, aktivitas truk telah terhenti sejak dua bulan lalu, saat pembangunan pagar laut baru mencapai setengah jalan.
Kerusakan serupa juga dialami oleh Mustafa Hanreng (41), yang tinggal tidak jauh dari kediaman Rio.
Mustafa melaporkan bahwa rumahnya mengalami keretakan pada bagian tembok, atap, dan lantai.
Mustafa mengatakan, pihak perusahaan sebelumnya telah memberikan kompensasi berupa satu sak semen dan satu gerobak pasir.
Namun, ia menilai kompensasi tersebut tidak cukup untuk memperbaiki keretakan yang terjadi akibat aktivitas truk.
"Bahasanya perusahaan mau dibetulin, kami menunggu. Akhirnya kirim semen satu sak, pasir satu gerobak. (Itu) enggak cukup," ungkapnya.