2025 Baru Berjalan 13 Hari, Sudah Ada 74 Kali Bencana di Indonesia, Didominasi Banjir

2025 Baru Berjalan 13 Hari, Sudah Ada 74 Kali Bencana di Indonesia, Didominasi Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama 13 hari di tahun 2025, Indonesia sudah mengalami 74 kali kejadian bencana yang didominasi oleh bencana banjir.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan, potensi banjir juga perlu diwaspadai pada periode Februari hingga Maret.

"13 hari di 2025 kita sudah memiliki 74 kali kejadian bencana dengan bencana banjir 58 kali, atau hampir lebih dari 80 persen, ini memang musimnya," kata Abdul, dalam tayangan YouTube BNPB Indonesia bertajuk "Disaster Briefing Update Data Bencana Sepekan", pada Senin (13/1/2025).

Abdul mengatakan, banjir juga dipengaruhi karena Indonesia sedang dilintasi La Nina lemah.

La Nina lemah, kata dia, secara umum akan memengaruhi peningkatan intensitas curah hujan di Indonesia dari kondisi normal.

"Peningkatan intensitas curah hujan ini yang kemudian memicu peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian bencana hidrometeorologi basah di Indonesia," ujar dia.

Ia melanjutkan, dalam sepekan terhitung sejak 6-13 Januari, Indonesia mengalami 48 kali bencana.

Menurutnya, hal ini cukup signifikan dalam artian, satu hari sekitar 7-8 bencana terjadi di Indonesia.

"Jadi cukup signifikan. Ada satu korban meninggal akibat cuaca ekstrem. Dan ada 42.000 masyarakat terdampak akibat banjir," tutur Abdul.

Adapun sebaran banjir hingga 13 Januari 2025 terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Dari ujung barat, banjir merata mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan.

Kemudian, di Pulau Jawa, banjir menggenangi Pekalongan, Tegal, dan Lumajang.

Lalu, di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), terjadi banjir, banjir bandang, bahkan tanah longsor di beberapa tempat.

Sementara itu, di beberapa wilayah Sulawesi, banjir disebut masih belum surut.

"Di Bone itu sudah surut, Halmahera Timur (Maluku Utara) sudah surut," papar Abdul.

Sumber