277 Sapi di Ngawi Terjangkit PMK, 13 di Antaranya Mati

277 Sapi di Ngawi Terjangkit PMK, 13  di Antaranya Mati

NGAWI, KOMPAS.com - Sebanyak 277 sapi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dalam dua pekan terakhir.

Dari jumlah tersebut, 13 ekor sapi dilaporkan mati akibat infeksi virus PMK.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, mengungkapkan bahwa virus PMK telah melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Ngawi.

Kecamatan yang melaporkan kasus infeksi adalah Bringin, Geneng, Gerih, Widodaren, Kedunggalar, Karanganyar, Paron, dan Pitu.

“Ada 277 sapi yang saat ini terkena virus PMK. Dari jumlah itu, 13 di antaranya mati,” kata Yudo, Senin (30/12/2024).

Untuk menekan penyebaran wabah PMK, DPP Ngawi melakukan pengetatan arus hewan ternak dengan penyekatan di pintu masuk Pasar Hewan Ngawi.

Sapi dari berbagai daerah yang hendak dijual di pasar tersebut akan diperiksa bagian mulut dan kakinya.

“Jika ditemukan tanda-tanda seperti mulut luka, mengeluarkan liur, dan luka pada kuku, maka tidak boleh masuk pasar,” jelas Yudo.

Yudo menambahkan, dari lebih 300 ekor sapi yang masuk ke Pasar Hewan Ngawi, tidak ditemukan gejala terjangkit PMK.

Meskipun demikian, DPP Ngawi akan terus melakukan penyekatan di 10 pasar hewan yang ada.

Yudo juga mengimbau agar peternak tidak membawa hewan yang sakit ke pasar hewan untuk mencegah penyebaran virus.

Ia mengakui adanya keterbatasan petugas di bidang kesehatan hewan, dengan hanya 12 petugas kesehatan hewan dan dua dokter hewan yang tersedia saat ini.

Meski demikian, DPP Ngawi terus mengedukasi peternak bahwa PMK bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat.

Beberapa langkah penanganan yang dianjurkan meliputi membersihkan dan mensterilkan kandang, menyuntikkan hewan yang sakit, serta memberikan vitamin.

Peternak juga diminta untuk segera melapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat jika hewan ternaknya menunjukkan gejala sakit.

Terkait stok vaksin PMK, Yudo menyatakan bahwa hingga saat ini pemerintah pusat belum menurunkan vaksin PMK yang baru.

Sementara itu, stok vaksin yang ada sudah kadaluarsa per Oktober lalu.

Sumber