3 Direktur Undur Diri, Unilever (UNVR) Bakal Gelar RUPSLB
Bisnis.com, JAKARTA — Tiga direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengajukan pengunduran diri. Untuk itu, UNVR berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 14 Januari 2025.
Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Padwastiana Kristanti menyampaikan pengunduran diri diajukan oleh Vivek Agarwal, Ainul Yaqin, dan Hernie Raharja. Ketiganya merupakan direktur perseroan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pengunduran diri Vivek Agarwal dan Ainul Yaqin akan mengemban posisi yang baru sebagai bagian dari manajemen global Unilever.
“Vivek Agarwal akan bertanggung jawab atas Pengembangan Portfolio untuk bisnis di seluruh wilayah Asia Tenggara (SEA) dan Ainul Yaqin akan membawahi Personal Care Digital Marketing Transformation and Capability dengan fokus spesifik di pasar Asia,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (8/12/2024).
Sementara itu, Hernie Raharja akan memulai fase baru dalam perjalanan karirnya setelah 27 tahun berkarier di UNVR.
Pengunduran diri tiga direksi UNVR itu akan berlaku efektif setelah disetujui dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 14 Januari 2025.
Padwastiana menambahkan perseroan berencana untuk mengusulkan Neeraj Lal, Vandana Suri, dan Alejandro Meinardo Santos Concha sebagai Direktur Unilever Indoensia yang baru untuk disetujui oleh RUPSLB tersebut.
“Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. Perseroan akan terus fokus menjalankan transformasi menyeluruh dan sepenuhnya percaya pada kemampuan perseroan untuk membalikkan kinerja.”
Berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2024, yang dirilis Rabu (23/10/2024), Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih senilai Rp27,41 triliun. Perolehan itu terkoreksi 10,12% dari posisi Rp30,5 triliun tahun lalu.
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, Unilever Indonesia menorehkan laba sebesar Rp3 triliun atau turun 28,15% secara tahunan. EBITDA perseroan juga tergerus 25,70% menjadi Rp4,58 triliun hingga akhir September 2024.