3 Hari Ketegangan Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Blora, Ini Pemicu dan Kronologinya
BLORA, KOMPAS.com - Selama tiga hari terakhir, ketegangan antara organisasi kemasyarakatan (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya mencuat di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Situasi di wilayah yang terkenal dengan hutan jatinya ini sempat tidak kondusif sebelum akhirnya tercapai kesepakatan damai.
Berikut kronologi ketegangan antara kedua ormas tersebut
- Pemuda Pancasila Geruduk Markas GRIB Jaya
Ketegangan bermula saat puluhan anggota PP mendatangi markas GRIB Jaya di Kecamatan Ngawen pada Senin (13/1/2025).
Ketua PP Kabupaten Blora, Munaji, menyebut penggerudukan itu karena ormas GRIB Jaya kerap berlagak preman.
"Yo ojo do dadi preman toh (jangan berlagak jadi preman)," kata Munaji sebelum deklarasi damai, Rabu (15/1/2025).
Munaji juga menilai bahwa Surat Keterangan Terdaftar (SKT) GRIB Jaya dikeluarkan terlalu cepat oleh Kesbangpol Blora, sementara PP membutuhkan waktu dua tahun untuk mendapatkannya.
"Kesbangpol terlalu mudah mengeluarkan SKT. Kalau kita itu dua tahun baru dapat SKT, dan itu pun harus menerapkan peran ormas sebagai organisasi sosial di masyarakat," ujarnya.
Munaji juga menuduh GRIB Jaya merekrut mantan anggota PP yang telah diberhentikan.
"Orang-orang yang sudah kita pecat itulah yang dikelola oleh GRIB," tegas Munaji.
- GRIB Jaya Laporkan Pemuda Pancasila ke Polisi
Sehari setelah aksi penggerudukan, anggota GRIB dari berbagai wilayah di Jawa Tengah berkumpul di Alun-alun Blora pada Selasa (14/1/2025).
Mereka lalu melaporkan Ketua PP Blora ke polisi dengan dugaan pelanggaran Pasal 28 ayat (2) UU ITE Tahun 2024.
"GRIB di seluruh Jawa Tengah merasa terpukul dan sakit hati karena ucapannya yang mengandung unsur kebencian," ujar Kabid Hukum DPD GRIB Jateng, Subandi.
- Bentrokan di Dua Lokasi
Ketegangan memuncak pada Selasa sore, ketika bentrokan pecah antar anggota kedua ormas.
Bentrokan terjadi di dua lokasi Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, dan Jalan Ngawen-Kunduran, Kecamatan Kunduran.
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menyebut bentrokan tersebut mengakibatkan 12 korban.
"Di TKP Karangjati terdapat 8 korban, sementara di Kecamatan Kunduran ada 4 korban," jelas Wawan.
Sebanyak 11 korban telah diperbolehkan pulang setelah dirawat, sementara satu korban masih dirawat di RSU Blora dan akan dirujuk ke Rembang.
- Polisi Amankan 19 Terduga Pelaku
Polisi kini mengamankan 19 orang yang diduga terlibat dalam bentrokan. Sejumlah barang bukti, termasuk kayu, batu, dan dua kendaraan rusak, juga disita.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan penyidikan," ujar Wawan.
Ia menegaskan bahwa situasi di Blora kini sudah aman terkendali.
"Alhamdulillah, situasi Kabupaten Blora aman dan kondusif," tambahnya.
- Kesepakatan Damai
Setelah bentrokan, kedua ormas diajak untuk berdamai. Deklarasi damai digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora pada Rabu (15/1/2025), disaksikan oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Bupati Blora, Arief Rohman, memimpin deklarasi dan meminta kedua pihak untuk menandatangani nota perdamaian.
"Pada kesempatan ini kita menyaksikan kedua ormas membuat surat pernyataan damai untuk menjaga kondusivitas Blora," ujar Arief.
Ketua PP Blora, Munaji, menyatakan siap berdamai.
"Kejadian kemarin kita jadikan yang pertama dan terakhir. Mulai detik ini, PP Blora berkomitmen menjaga kondusivitas wilayah," tegas Munaji.
Ketua GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, juga menyambut baik kesepakatan tersebut.
"Kita ciptakan Blora yang sejuk, indah, dan damai," ujarnya.
- Isi Kesepakatan Damai
Kesepakatan damai mencakup beberapa poin
a. Mendukung TNI dan Polri dalam menjaga Kamtibmas di Blora.b. Menghindari gesekan antaranggota ormas.c. Membangun dialog dengan prinsip musyawarah.d. Menciptakan situasi kondusif tanpa pengerahan massa.e. Siap diproses hukum jika melanggar aturan.
Surat pernyataan damai ditandatangani oleh Ketua PP Blora, Munaji, dan Ketua GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, serta disaksikan oleh Forkopimda Blora