312 Warga Mengungsi Akibat Bencana Longsor dan Tanah Bergerak di Lebak
Sebanyak 312 warga di Kabupaten Lebak, Banten, mengungsi akibat terdampak bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Bencana dipicu cuaca ekstrem yang terjadi di daerah ini.
"Total ada 312 jiwa yang mengungsi akibat cuaca ekstrem," kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).
Febby menjelaskan, ratusan warga itu terdampak dua bencana yang berbeda. Bencana tanah longsor terjadi di Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, pada Rabu (4/12).
Di hari yang pergerakan tanah ekstrem juga terjadi di Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara. Dua bencana itu dipicu hujan deras di lokasi.
"Memang dari Minggu lalu hujan deras mengguyur wilayah Lebak, hujan menjadi pemicu terjadinya longsor maupun pergerakan tanah," tuturnya.
"Selain hujan, kita juga menduga peristiwa pergerakan tanah ini ada pengaruh dari Sungai Cimandiri yang lokasinya 200-300 meter ke perkampungan," sambung Febby.
BPBD telah mengajukan dana bantuan untuk para pengungsi menyewa rumah. Dana sebesar Rp 500 ribu akan diberikan kepada setiap kepala keluarga selama tiga bulan.
Selain itu, BPBD juga meminta tim geologi untuk memeriksa kondisi di lokasi bencana. Hasilnya akan menjadi rekomendasi untuk Pemerintah Kabupaten Lebak.
"Kita sudah bersurat untuk diperiksa oleh badan geologi, jika memang pemukiman itu masih layak ditinggali maka kita akan beri bantuan untuk pembangunan rumah. Tapi kalau hasil pemeriksaan tidak layak, masuk daerah rawan, akan kita relokasi," katanya.
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 15 Desember 2024. Status ini ditetapkan karena sejumlah bencana alam imbas cuaca ekstrem di Lebak.
Simak juga Video ‘20 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Banjir dan Longsor’
[Gambas Video 20detik]