4 Bayi Meninggal Akibat Hipotermia di Tengah Perang Gaza

4 Bayi Meninggal Akibat Hipotermia di Tengah Perang Gaza

Seorang bayi yang baru lahir meninggal karena kedinginan di sebuah tenda perkemahan di Al-Mawasi, Gaza selatan, Palestina. Kejadian ini menambah jumlah bayi meninggal akibat hipotermia di Gaza dalam sepekan menjadi empat orang.

Dilansir CNN, Jumat (27/12/2024), musim dingin menjadi tantangan berat untuk bertahan hidup yang dihadapi oleh anak-anak Palestina yang mengungsi dari rumah mereka di tengah serangan Israel yang terus berlanjut di jalur tersebut.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir Al-Bursh, menuliskan di X ‘Sela Mahmoud Al-Fasih membeku sampai mati karena kedinginan yang ekstrem’ di Al-Mawasi’. Dalam seminggu terakhir, setidaknya empat bayi meninggal karena hipotermia akibat suhu rendah dan kurangnya akses ke kehangatan saat tinggal di tenda.

Ahmed Al-Farra yang merupakan Kepala pediatri dan kebidanan di Rumah Sakit Nasser, di Khan Younis, mengatakan ada bayi berusia tiga hari dan bayi berusia satu bulan yang juga meninggal di Al-Mawasi. Staf di ICU neonatal menangani setidaknya lima kasus hipotermia per hari.

Dia mengatakan pengurangan pemberian ASI dan terbatasnya ketersediaan susu formula bayi telah memperparah risiko hipotermia pada bayi. Sementara itu, petugas kesehatan berjuang untuk merawat pasien muda karena kekurangan listrik, solar, dan bahan bakar lainnya.

"Ini adalah salah satu hasil bencana dari perang kriminal ini," kata Al-Farra.

Al-Mawasi, wilayah pesisir di sebelah barat Rafah, yang sebelumnya ditetapkan oleh Israel sebagai ‘wilayah kemanusiaan’, telah berulang kali menjadi sasaran serangan Israel. Ribuan warga Palestina yang mengungsi telah pindah ke sana untuk mencari perlindungan, tinggal selama berbulan-bulan di tenda-tenda darurat yang terbuat dari kain dan nilon.

Rekaman CNN dari sebuah halaman di Al-Mawasi menunjukkan tubuh kecil Sela terbungkus kain kafan putih, ayahnya yang berusia 31 tahun, Mahmoud Al-Fasih, menggendongnya. Dalam rekaman lain, sekelompok pemuda dan anak laki-laki Palestina berjongkok di dekat makamnya.

"(Sela) meninggal karena kedinginan," kata ibunya, Nariman Al-Fasih, pada Rabu (25/12).

"Saya menghangatkannya dan menggendongnya. Namun, tidak punya pakaian tambahan untuk menghangatkan gadis ini," sambungnya.

Israel melakukan serangan ke Gaza dengan dalih membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di wilayah mereka. Serangan Israel telah menghancurkan lingkungan Gaza yang dulunya ramai, memusnahkan keluarga, dan menimbulkan krisis kemanusiaan berupa kelaparan, pengungsian, dan penyakit.

Lebih dari 45.000 warga Palestina telah tewas dan 107.000 orang terluka akibat serangan Israel. Para pembela hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa anak-anak Palestina menanggung beban pemboman dan pengepungan Israel.

Lebih dari 17.600 anak telah tewas sejak perang dimulai. Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengatakan satu anak di Gaza tewas setiap jam.

Lihat juga Video ‘Lima Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Nuseirat’

[Gambas Video 20detik]

Sumber