4 Hal Tentang Gencatan Senjata Gaza yang Berlangsung Mulai Minggu
Gencatan senjata di Gaza telah disepakati oleh Israel dan Hamas. Namun, Israel masih terus menyerang Gaza meski telah menyepakati gencatan senjata dengan kelompok militan Palestina, Hamas.
Berikut informasinya.
Gencatan senjata terjadi antara kelompok militan Palestina, Hamas dengan Israel. Gencatan senjata di Gaza tersebut itu akan dimulai pada Minggu (19/1/2025).
"Seperti yang dikoordinasikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian dan para mediator, gencatan senjata di Jalur Gaza akan dimulai pada pukul 08.30 pagi pada hari Minggu, 19 Februari, waktu setempat di Gaza". kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, dalam keterangan di X.
Tahap pertama gencatan senjata ini, dimulai dengan penyaluran bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza. Selain itu, 33 tawanan Israel juga akan dibebaskan.
"Kami tidak akan pernah menyerah terhadap rakyat Gaza," sambungnya.
Ia berharap gencatan senjata ini bisa permanen. Sehingga, perang bisa diakhiri.
Kesepakatan gencatan senjata pertama kali diumumkan pada Rabu (15/01) oleh mediator AS dan Qatar.
Warga Gaza menyambut gencatan senjata dengan suka cita. Kerumunan orang berpelukan merayakan pengumuman ini.
"Saya tidak percaya mimpi buruk yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini akhirnya akan segera berakhir. Kami telah kehilangan begitu banyak orang, kami kehilangan segalanya," kata warga Palestina bernama Randa Sameeh.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan secara resmi pada Sabtu (18/1/2025), bahwa kabinet pemerintahan Israel telah menyetujui kesepakatan dengan Hamas untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza.
Persetujuan ini diberikan setelah kabinet Netanyahu menggelar rapat selama lebih dari enam jam pada Sabtu (18/1) pagi. Disebutkan oleh kantor Netanyahu dalam pernyataannya bahwa pemerintah Israel telah meratifikasi perjanjian tersebut.
"Pemerintah telah menyetujui kerangka pemulangan para sandera. Kerangka kerja untuk pembebasan sandera akan mulai berlaku pada Minggu (19/1) waktu setempat," demikian pernyataan kantor Netanyahu.
Baca berita di halaman selanjutnya.
Di bawah kesepakatan tersebut, gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu dan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk sandera wanita (mencakup tentara dan warga sipil), sandera anak-anak, dan sandera laki-laki berusia 50 tahun ke atas.
Sementara Israel akan membebaskan semua tahanan perempuan dan anak-anak Palestina, berusia di bawah 19 tahun, yang selama ini ditahan di penjara-penjara Israel pada akhir tahap pertama.
Jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan Israel akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan Hamas dari Jalur Gaza. Diperkirakan jumlahnya mencapai antara 990 tahanan hingga 1.650 tahanan Palestina, termasuk pria, wanita dan anak-anak.
Meski telah ada kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Israel masih terus menyerang Gaza. Ini membuat korban tewas di Gaza akibat serangan Israel terus bertambah.
Dilansir Al Jazeera, Jumat (17/1/2025), jumlah korban tewas dalam serangan-serangan itu sekarang mencapai sekitar 90 orang. Jumlah ini disampaikan kantor berita Wafa yang mengutip sumber-sumber medis di daerah kantong yang terkepung.
Jumlah korban tewas terus meningkat ketika warga Palestina kembali berlindung di tenda-tenda mereka setelah merayakan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Hamas pada Rabu (15/1/2025) malam.
"Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan, sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.
Simak Video Gencatan Senjata di Gaza Dimulai Pada 19 Januari 2025
[Gambas Video 20detik]