4 Korban yang Dicabuli Guru Ngaji di Tangerang Masih di Bawah Umur

4 Korban yang Dicabuli Guru Ngaji di Tangerang Masih di Bawah Umur

TANGERANG, KOMPAS.com - Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, korban yang diduga dicabuli guru ngaji bernisial W (40), di Ciledug, Tangerang, berjumlah empat anak.

"Saat ini jumlah korban yang teridentifikasi sebanyak empat orang. Semuanya di bawah umur," ujar Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho dalam keterangannya, Kamis (9/1/2025).

Jumlah korban ini diketahui setelah polisi memeriksa sejumlah saksi. Mulai dari korban, orangtua korban sebagai pelapor dan saksi-saksi lainnya.

Korban pencabulan guru ngaji di Tangernag ini juga sudah divisum.

"Personel Unit PPA mengantarkan korban untuk dilakukan visum. Kemudian pada Senin (23/12/2024) juga dilakukan BAP terhadap pelapor, korban, dan saksi," kata dia.

Usai menggelar serangkaian pemeriksaan, polisi menaikan status kasus ini ke tahap penyidikan.

Kini, polisi tengah mengerjar W yang diketahui telah meninggalkan rumahnya sejak Jumat (29/11/2024).

"Kami terus melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku. Kami imbau pelaku agar kooperatif dan menyerahkan diri,” ucap Zain.

Sebelumnya, seorang remaja berinisial F (18) menjadi korban pencabulan seorang guru mengaji berinisial W di Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang.

F mengatakan bahwa korban pencabulan W diduga mencapai 30 orang yang seluruhnya merupakan murid laki-laki.

"Usianya (korban) sekitar SD sama SMP, mungkin kelas 1 atau 2," ungkap dia.

Adapun pencabulan itu terjadi sekitar tujuh tahun lalu, saat dirinya masih berusia 11 tahun atau kelas 6 SD. F yang merupakan murid W dicabuli di kamar mandi rumah pelaku usai belajar mengaji.

"Saya diajak ke toilet. Terus saya dipegang-pegang sampai mengeluarkan cairan," ujar F saat ditemui Kompas.com di Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, Rabu (1/1/2025).

Usai tindakan pencabulan itu, F diberi uang oleh W sebesar Rp 50.000.

"Dia ngasih duit Rp 50.000, bilangnya buat jajan atau enggak buat beli rokok atau segala macam," kata dia.

F yang ketika itu masih berusia 11 tahun tak bisa berbuat banyak. Dia tak berani menceritakan kejadian ini ke keluarganya karena takut dengan W.

"Saat itu saya masih kecil, takut sama dia karenakan dia ustaz," jelas F.

Tak hanya sekali, tindakan pencabulan itu dilakukan W sebanyak tiga kali. F pun mengaku sempat mengalami trauma selama satu tahun.

"Sempat trauma sampai enggak mau ke sana lagi, tapi Alhamdulillah sekarang sudah hilang traumanya," kata dia.

Tujuh tahun usai insiden itu, F akhirnya memberanikan diri untuk bercerita kepada orangtuanya. Kejadian ini diungkap F setelah mendengar kabar adanya korban lain.

Sumber