4 Kota di Sumatera Selatan dan Julukannya

4 Kota di Sumatera Selatan dan Julukannya

KOMPAS.com - Provinsi Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya sejak berabad lalu.

Pada sekitar abad ke-7 hingga abad ke-12, Sumatera Selatan merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang dikenal juga sebagai kerajaan maritim terkuat di Nusantara.

Sumatera Selatan memiliki wilayah administratif yang terdiri dari 13 Pemerintah Kabupaten dan 4 Pemerintah Kota, masing-masing membawahi kecamatan dan desa.

Berikut ini adalah 4 kota di Sumatera Selatan.

Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, jika berdasarkan Prasasti Kedukan Bukityang berangka tahun 16 Juni 682 maka usia Kota Palembang sekitar 1342 tahun.

Prasasti tersebut baru dikeluarkan setelah penguasaan Kerajaan Sriwijaya kembalike pusat pemerintahannya.

Nama Palembang terkait dengan kondisi wilayah tersebut yang tergenang air.

Bahkan data statistik pada tahun 1990 yang dilansir dari laman Pemerintah Kota Palembang, sebanyak 52,44 persen masih terdapat tanah yang tergenang oleh air.

Palembang berasal dari bahasa Melayu Pa atau Pe yang menunjung pada suatu tempat atau keadaan.

KOMPAS.com/Mentari Chairunisa Pempek Palembang yang jadi favorit pengunjung di Ramadhan Night Market, The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan

Adapun lembang atau lembeng berarti tanah rendah, lembah akar yang membengkak karena terlalu lama terendam air.

Dalam bahasa Melayu-Palembang, lembang atau lembeng berarti genangan air. Sehingga, Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.

 Julukan Kota Pelembang, antara lain Bumi Sriwijaya dan Kota Pempek.

Julukan tersebut lahir karena pada abad ke-7 hingga abad ke-12, wilayah ini merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang terkenal sebagai kerajaan maritim yang terbesar dan terkuat di Nusantara.

Kota Palembang juga terkenal dengan julukan Kota Pempek.

Pempek merupakan makanan khas Palembang yang terbuat dari daging ikan dan tepung kanji. Adonan tersebut dibentuk, direbus, dan dimakan dengan siraman kuah cuko.

Pempek masuk ke Palembang dibawah oleh perantau asal Tiongkok, sekitar abad ke-16.

Kota Pagar Alam dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 6 jam dari Kota Palembang

Keindahan alam menjadi daya tarik Kota Pagar Alam, selain itu kota ini juga kaya dengan peninggalan purba.

Ada beberapa tempat wisata yang menarik di Kota Pagar Alama, yaitu Gunung Dempo dan Kebun Teh Pagar Alam.

dokumentasi Kemenparekraf Desa Wisata Tebat Lereh di KOta Pagar Alam, Sumatera Selatan

Gunung Dempo adalah gunung tertinggi di Sumatera Selatan. Gunung tersebut akan memberikan tantangan bagi pendaki untuk mendapatkan pengalaman menikmati alam yang indah.

Kebun Teh Pagar Alam berada di kaki Gunung Dempo. Kebun teh yag tumbuh subur dengan kabut yang menyelimuti-nya akan memberikan kesan tersendiri untuk pengunjung.

Kota Lubuklinggau dapat ditempuh selama 6 jam 40 menit dari Kota Palembang. Wilayah ini memiliki sejarah panjang hingga menjadi kota otonom.

Perjalanan Kota Lubuklinggau sebagai wilayah administratif dimulai sebelum kemerdekaan.

Pada tahun 1929, Kota Lubuklinggau merupakan Ibu Kota Marga Sindang Kelingi Illir pada tahun 1929, yang berada di bawah Onder Distrik Musi Ulu.

Adapun, ibukota Onder Distrik Musi Ulu adalah Muara Beliti. Pada tahun 1933, ibu kota Distrik Musi Ulu dipindahkan dari Muara Beliti ke Lubuklinggau.

kemudian, pada tahun 1942 hingga 1945, Lubuklinggau menjadi ibu kota Kewedanan Musi Ulu dan dilanjutkan pada masa kemerdekaan.

Pada tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan sebagai ibu kota Pemerintah Provinsi Sumatera Bagian Selatan.

Lubuklinggau menjadi ibu kota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai ibu Kota Karesidenan Pelembang pada tahun 1948.

JUARA.NET/SEPTIAN TAMBUNAN Air Terjun Temam di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Pada tahun 1956, Lubuklinggau menjadi ibu kota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas.

Lubuklinggau ditetapkan sebagai kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001, Lubuklinggau statusnya ditingkatkan menjadi kota.

Tepatnya tanggal 17 Oktober 2001, Kota Lubuklinggau diresmikan menjadi daerah otonom.

Julukan Kota Lubuklinggau adalah Kota Transit.

Hal tersebut karena secara posisi geostrategis Kota Lubuklinggau berada di jalur tengah Sumatera.

Wilayah tersebut menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Bengkulu di sisi barat, Provinsi Lampung di sisi selatan dan wilayah lain di bagian utara Pulau Sumatera.

Wilayah Kota Prabumulih dapat ditempuh selama 1 jam 44 menit dari Kota Palembang.

Awalnya, Kota Prabumulih bernama Pehabung Uleh yang kemudian berubah menjadi Peraboeng Ngoeleh.

Pada masa pendudukan Jepang, kota tersebut menjadi Peraboeh Moeluh dengan ejaan sekarang menjadi Prabumulih.

Pada saat itu, Prabumulih berada di wilayah Marga Rambang Kapak Tengah dengan pusat pemerintahan di Tanjung Rambang.

Tanjung Rambang berada di wilayah Pemerintahan Onder Afdeeling Ogan Ulu.

Onder Afdeeling adalah pemerintah setingkat kawedanan yang diperintah oleh seorang wedana bangsa Belanda.

PIXABAY/SENJAKELABU29 Nanas adalah salah satu hassil bumi di Kota Prambumulih, Sumatera Selatan.

Setelah keluar Undang Undang Nomor 5 Tahun 1979 mengenai Pemerintah Desa, Kawedanan Prabumulih menjadi Kecamatan Prabumulih.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1982, Kecamatan Prabumulih ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administrasi Prabumulih.

Status Kota Administrasi Prabumulih menjadi kota dikuatkan melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih.

Julukan Kota Prabumulih adalah Kota Nanas. Hal tersebut karena, Prabumulih memiliki lahan cukup luas untuk menanam nanas di sejumlah kecamatan, yaitu sekitar 400 hektare.

Sumber

sumselprov.go.id

regional.kompas.com (Editor Puspasari Setyaningrum)

www.rri.co.id

lubuklinggaukota.go.id

www.kotaprabumulih.go.id

 

Sumber