5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Menyusul serangan udara Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10) pagi, banyak orang di Iran melampiaskan rasa frustrasi mereka di media sosial. Israel melancarkan serangan udara dini hari terhadap sasaran militer di Iran sebagai pembalasan atas penembakan Iran terhadap Israel awal bulan ini.
Sebelum serangan ini, Iran telah menderita masalah ekonomi yang serius. Menurut laporan dari platform berita IranWire, yang dijalankan oleh jurnalis Iran di pengasingan, mata uang nasional Iran, real, anjlok di tengah ketegangan dengan Israel.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (29/10/2024)
- Khawatir Serangan Hizbullah, Kabinet Netanyahu Rapat di Ruang Bawah Tanah
Rapat kabinet pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (28/10) digelar di sebuah lokasi bawah tanah yang aman di kompleks pemerintahan yang ada di Yerusalem, bukan di Kantor PM Israel seperti biasanya. Pemindahan lokasi rapat kabinet ini didasari oleh alasan kekhawatiran keamanan.
Keputusan untuk menggelar rapat kabinet di lokasi bawah tanah itu, seperti dilansir The Times of Israel, Selasa (29/10/2024), direkomendasikan oleh badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet.
Disebutkan juga, bahwa pemindahan lokasi rapat kabinet ini dilakukan di tengah meningkatnya ancaman terhadap para pejabat senior Israel, dan menyoroti serangan drone Hizbullah di kediaman Netanyahu beberapa waktu lalu.
- Amerika Cs Kecam Keputusan Israel Larang UNRWA!
Parlemen Israel menyetujui RUU yang melarang badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Kecaman internasional pun mengalir atas keputusan Israel ini.
Meskipun ada keberatan dari Amerika Serikat dan peringatan dari Dewan Keamanan PBB, para anggota parlemen Israel pada Senin (28/10) waktu setempat, dengan suara bulat meloloskan RUU yang melarang UNRWA bekerja di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki.
Israel secara ketat mengendalikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan anggota parlemen juga meloloskan tindakan yang melarang para pejabat Israel bekerja dengan UNRWA dan pegawainya.
- Netanyahu Tuduh Iran Kembangkan Stok Bom Nuklir untuk Hancurkan Israel
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuding Iran sedang berupaya mengembangkan "stok" bom nuklir yang bertujuan untuk menghancurkan Israel. Tudingan ini disampaikan dua hari setelah Israel menyerang target-target militer Iran.
Israel, pada Sabtu (26/10) dini hari, melancarkan serangan udara terhadap target-target militer Iran. Serangan itu disebut sebagai respons atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu, yang melibatkan sekitar 200 rudal untuk membalas kematian pemimpin Hamas dan Hizbullah serta jenderal Garda Revolusi Iran.
"Iran sedang berupaya mengembangkan stok bom nuklir untuk menghancurkan kita, dilengkapi dengan rudal jarak jauh, rudal antarbenua yang sedang coba dikembangkan Iran," ucap Netanyahu saat berbicara di hadapan anggota parlemen Israel, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (29/10/2024).
- Naim Qassem Ditunjuk Jadi Pemimpin Baru Hizbullah
Kelompok Hizbullah mengumumkan Naim Qassem, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil pemimpin kelompok itu, sebagai pemimpin baru yang menggantikan mendiang Hassan Nasrallah.
"Dewan Syura (pemerintahan) Hizbullah setuju untuk memilih… Sheikh Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah," demikian diumumkan Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (29/10/2024).
Hizbullah menyebut pemimpinnya sebagai Sekretaris Jenderal. Qassem menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal, atau wakil Nasrallah, sebelum akhirnya dipilih untuk memimpin kelompok bersenjata di Lebanon yang didukung Iran tersebut.
- Frustrasinya Rakyat Iran Atas Serangan Israel
Menyusul serangan udara Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10) pagi, banyak orang di Iran melampiaskan rasa frustrasi mereka di media sosial. Israel melancarkan serangan udara dini hari terhadap sasaran militer di Iran sebagai pembalasan atas penembakan Iran terhadap Israel awal bulan ini.
Sebelum serangan ini, Iran telah menderita masalah ekonomi yang serius. Menurut laporan dari platform berita IranWire, yang dijalankan oleh jurnalis Iran di pengasingan, mata uang nasional Iran, real, anjlok di tengah ketegangan dengan Israel.
Kekhawatiran akan perang regional telah menyebabkan nilai tukar dolar melemah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, menurut informasi resmi, tingkat inflasi melonjak sebesar 33% pada tahun lalu. Harga diperkirakan akan terus meningkat secara dramatis.