5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol sedang diselidiki kepolisian atas dugaan "pemberontakan" setelah menerapkan darurat militer yang mengejutkan dunia. Jika dinyatakan bersalah atas dakwaan tersebut, Yoon terancam dijatuhi hukuman mati.
Penyelidikan kepolisian ini, seperti dilansir AFP dan Euro News, Jumat (6/12/2024), berbeda dengan upaya pemakzulan yang sedang berlangsung di parlemen Korsel, atau secara resmi disebut sebagai Majelis Nasional. Voting untuk pemakzulan dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (7/12) malam waktu setempat.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (6/12/2024)
- Cerita Jenderal Korsel Tolak Perintah Seret Anggota Parlemen
Kepala Komando Perang Khusus pada militer Korea Selatan (Korsel), Letnan Jenderal Kwak Jong Geun, mengungkapkan dirinya menolak perintah untuk menyeret keluar para anggota parlemen dari gedung Majelis Nasional ketika darurat militer diberlakukan secara singkat pekan ini.
Kwak mengungkapkan kepada para anggota parlemen dari kubu oposisi, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Jumat (6/12/2024), bahwa perintah semacam itu diberikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Kim Yong Hyun, yang baru saja mengundurkan diri dari jabatannya.
"Saya diperintahkan oleh Menteri Pertahanan saat itu, Kim Yong Hyun, untuk menyeret keluar orang-orang dari dalam gedung Majelis Nasional," tutur Kwak saat berbicara di markas besar Komando Perang Khusus Korsel, Jumat (6/12) waktu setempat.
- Suriah Mendidih! Pemberontak Terus Bergerak, Puluhan Ribu Orang Ngungsi
Puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, saat pasukan pemberontak yang menentang rezim Presiden Bashar al-Assad semakin bergerak mendekat.
Kebanyakan warga yang mengungsi itu, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (6/12/2024), merupakan anggota komunitas minoritas Alawite yang dipimpin Assad, yang takut pasukan antipemerintah akan terus bergerak maju di area Homs.
Homs diketahui berjarak hanya 40 kilometer di sebelah selatan Hama, yang berhasil direbut pasukan oposisi pada Kamis (5/12) waktu setempat.
- Partai Berkuasa Serukan Presiden Korsel Dicopot Bisa Bahayakan Rakyat!
Pimpinan partai berkuasa Korea Selatan menuntut agar Presiden Yoon Suk Yeol dicopot dari jabatannya, setelah upayanya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer. Mereka mengingatkan bahwa ada "risiko signifikan" bahwa ia dapat mencoba untuk menumbangkan pemerintahan sipil lagi.
Yoon menangguhkan pemerintahan sipil pada Selasa malam lalu, sebelum dipaksa berbalik arah setelah para anggota parlemen menghadapi tentara di parlemen. Yoon pun membatalkan darurat militer tersebut saat ribuan warga orang berunjuk rasa menentangnya.
"Mempertimbangkan fakta-fakta yang baru muncul, saya percaya bahwa penangguhan tugas Presiden Yoon Suk Yeol yang cepat diperlukan untuk melindungi Republik Korea dan rakyatnya," kata Han Dong-hoon, kepala Partai Kekuatan Rakyat atau People Power Party (PPP) yang menaungi Yoon, pada hari Jumat, dilansir kantor berita AFP, Jumat (6/12/2024).
- Tentara Korsel Ngaku Diperintah Seret Anggota Parlemen Saat Darurat Militer
Kepala pasukan khusus Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan dirinya sempat diperintahkan untuk "menyeret keluar" para anggota parlemen dari gedung Majelis Nasional pada malam darurat militer diumumkan pada Selasa (3/12) waktu setempat.
Ratusan tentara Korsel mengepung gedung Majelis Nasional, nama resmi parlemen Korsel, pada Selasa (3/12) malam, setelah Presiden Yoon Suk Yeol menetapkan darurat militer atas dasar menjaga negara itu dari ancaman "kekuatan komunis Korea Utara (Korut)" dan menghilangkan "elemen anti-negara".
Komandan Pasukan Khusus Korsel, Kwak Jong Geun, seperti dilansir AFP, Jumat (6/12/2024), mengungkapkan ada perintah untuk "menyeret keluar" para anggota parlemen saat darurat militer diberlakukan secara singkat. Pengakuan ini diungkapkan Kwak saat berbicara di hadapan anggota parlemen Korsel pada Jumat (6/12) waktu setempat.
- Gempar Darurat Militer, Presiden Korsel Terancam Dihukum Mati!
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol sedang diselidiki kepolisian atas dugaan "pemberontakan" setelah menerapkan darurat militer yang mengejutkan dunia. Jika dinyatakan bersalah atas dakwaan tersebut, Yoon terancam dijatuhi hukuman mati.
Penyelidikan kepolisian ini, seperti dilansir AFP dan Euro News, Jumat (6/12/2024), berbeda dengan upaya pemakzulan yang sedang berlangsung di parlemen Korsel, atau secara resmi disebut sebagai Majelis Nasional. Voting untuk pemakzulan dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (7/12) malam waktu setempat.
Meskipun nantinya Yoon lolos dari pemakzulan, dia masih harus menghadapi penyelidikan pidana atas dugaan "pemberontakan" yang didasarkan atas aduan resmi yang diajukan oleh oposisi kepada pihak kepolisian usai drama darurat militer berlangsung pada Selasa (3/12) malam hingga Rabu (4/12) dini hari.