5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Hamas menyebut kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza tidak akan terwujud tanpa campur tangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Otoritas Israel mengumumkan sebanyak 737 tahanan Palestina akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Seorang pejabat senior Hamas menyebut kesepakatan gencatan senjata Gaza terwujud berkat tekanan yang diberikan oleh pemerintahan Trump yang akan datang, dan kiprah utusan khusus Trump, Steve Witkoff, yang hadir di kawasan selama beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Kementerian Kehakiman Israel mengumumkan "pemerintah menyetujui pembebasan 737 tahanan" Palestina yang saat ini berada dalam penahanan Israel. Terdapat anggota parlemen Palestina dan pemimpin sayap bersenjata kelompok Fatah di antara tahanan yang akan dibebaskan.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (18/1/2025)
- Pelantikan Trump Digelar Indoor Gegara Cuaca Dingin, Pertama dalam 40 Tahun
Pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dijadwalkan pada Senin (20/1) mendatang akan digelar di dalam ruangan atau indoor di Gedung Capitol, bukan di luar ruangan atau outdoor seperti biasanya.
Penyebab perubahan lokasi pelantikan ini, seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/1/2025), adalah cuaca dingin ekstrem yang sedang menyelimuti Washington DC beberapa waktu terakhir.
Digelarnya pelantikan Presiden AS di dalam ruangan ini akan menjadi momen pertama kali dalam 40 tahun terakhir di negara tersebut.
- Pejabat Senior Hamas Gencatan Senjata Gaza Berkat Trump-Utusannya
Kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza telah disepakati oleh Israel dan Hamas, yang akan dimulai pada Minggu (19/1) besok. Seorang pejabat senior Hamas menyebut kesepakatan itu tidak akan terwujud tanpa campur tangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan utusannya, Steve Witkoff.
Pujian untuk Trump itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (18/1/2025), disampaikan oleh Kepala Hubungan Politik dan Hubungan Internasional Hamas, Basem Naim, dalam wawancara eksklusif dengan Al Arabiya News pada Jumat (17/1) waktu setempat.
"Saya tidak dapat membayangkan bahwa hal ini dapat terjadi tanpa tekanan dari pemerintahan yang akan datang yang dipimpin oleh Presiden Trump, karena utusannya untuk kawasan ini, Bapak Witkoff, telah berada di sini selama beberapa hari terakhir," ucap Naim.
- Israel Akan Bebaskan 737 Tahanan Palestina di Fase Pertama Gencatan Gaza
Otoritas Israel mengumumkan sebanyak 737 tahanan Palestina akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza. Terdapat anggota parlemen Palestina dan pemimpin sayap bersenjata kelompok Fatah di antara tahanan yang akan dibebaskan tersebut.
Kementerian Kehakiman Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/1/2025), mengumumkan bahwa "pemerintah menyetujui pembebasan 737 tahanan" yang saat ini berada dalam penahanan dinas penjara Israel.
Pengumuman ini disampaikan setelah kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu merilis pernyataan yang mengumumkan kabinet pemerintahan Israel telah menyetujui perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera usai menggelar rapat selama berjam-jam pada Sabtu (18/1) pagi waktu setempat.
- Presiden Iran Kunjungi Rusia, Teken Perjanjian Pertahanan dengan Putin
Presiden Iran Masoud Pezeshkian berkunjung ke Rusia dan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin. Dalam pertemuan ini, keduanya menandatangani kemitraan strategis selama 20 tahun yang akan memperdalam hubungan militer kedua negara, yang kemungkinan memicu kekhawatiran Barat.
Di bawah perjanjian tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/1/2025), Teheran dan Moskow akan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dinas keamanan, latihan militer, kunjungan kapal perang ke pelabuhan masing-masing, dan latihan gabungan untuk perwira militer.
Menurut teks perjanjian tersebut, kedua negara tidak akan membiarkan wilayah mereka digunakan untuk tindakan apa pun yang mengancam negara lainnya dan tidak akan memberikan bantuan kepada agresor yang menyerang salah satu negara.
- Biden Beri Remisi untuk 2.500 Napi AS, Terbanyak dalam Sehari
Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan remisi kepada nyaris 2.500 narapidana yang dihukum karena pelanggaran narkoba tanpa melibatkan kekerasan. Gedung Putih menyebutnya sebagai pemberian remisi terbesar dalam sehari sepanjang sejarah AS.
Para narapidana yang mendapatkan remisi, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/1/2025), merupakan mereka yang telah menjalani "masa hukuman yang jauh lebih lama" dibandingkan dengan hukuman yang akan mereka terima berdasarkan undang-undang yang berlaku saat ini.
Biden menyebut langkah ini sebagai "langkah penting untuk memperbaiki kesalahan historis, memperbaiki kesenjangan hukuman, dan memberikan kesempatan kepada individu-individu yang layak untuk kembali kepada keluarga mereka".