5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
Amerika Serikat (AS) dilaporkan membangun pangkalan militer di kota Kobani, Suriah, yang terletak dekat perbatasan Turki. Presiden terpilih AS Donald Trump memberikan reaksi keras atas pengumuman hakim New York untuk menjatuhkan vonis dalam kasus uang tutup mulut sebelum pelantikan dirinya.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS membantah keras laporan soal pembangunan pangkalan baru di Suriah tersebut. Laporan itu mencuat setelah muncul beberapa video yang menunjukkan pembatas beton dipindahkan pada sebuah truk trailer berbendera AS.
Sementara itu, Trump mengecam keras keputusan hakim New York, Juan Merchan, untuk menjatuhkan vonis terhadap dirinya dalam kasus uang tutup mulut sekitar 10 hari sebelum pelantikan pada 20 Januari mendatang. Trump menyebut keputusan itu sebagai "serangan politik yang tidak sah".
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (4/1/2025)
- AS Setujui Penjualan Torpedo Rp 1,2 Triliun ke Arab Saudi
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui kemungkinan penjualan puluhan unit torpedo buatannya kepada Arab Saudi. Nilai penjualan senjata militer buatan Washington ini mencapai US$ 78,5 juta (Rp 1,2 triliun).
Pentagon atau Departemen Pentagon, seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (4/1/2025), menyebut persenjataan yang akan dijual kepada Riyadh ini merupakan jenis Torpedo Ringan MK 54 MOD 0. Disebutkan bahwa ada 20 unit torpedo jenis tersebut yang akan dijual kepada Saudi.
"Penjualan yang diajukan ini akan meningkatkan kemampuan Arab Saudi untuk mencegah ancaman saat ini dan ancaman masa depan dengan meningkatkan kemampuan perang anti-kapal selam," sebut Pentagon dalam pernyataannya.
- Pilu Ayah-Anak Palestina Tewas Ditembak di Kamp Pengungsi Jenin
Seorang pria Palestina dan anaknya tewas ditembak di area kamp pengungsi Jenin di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Otoritas keamanan Palestina menuduh militan setempat sebagai dalang penembakan tersebut.
Kota Jenin dan kamp pengungsi Palestina yang ada di area tersebut sering menjadi lokasi bentrokan mematikan antara kelompok militan setempat dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah. Bentrokan itu dipicu oleh penangkapan yang dilakukan akhir tahun lalu.
Juru bicara pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat, Anwar Rajab, seperti dilansir AFP, Sabtu (4/1/2025), mengatakan bahwa seorang pria Palestina bernama Mahmud al-Hajj tewas bersama anak laki-lakinya yang bernama Qassem "dalam sebuah insiden" di area kamp pengungsi Jenin pada Jumat (3/1) waktu setempat.
- AS Dilaporkan Bangun Pangkalan Militer Baru di Suriah, Benarkah?
Amerika Serikat (AS) dilaporkan membangun pangkalan militer di kota Kobani, Suriah bagian utara, yang terletak dekat perbatasan Turki. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS membantah keras laporan tersebut.
Laporan soal pangkalan militer baru AS di Suriah itu mencuat setelah muncul beberapa video yang menunjukkan pembatas beton dipindahkan pada sebuah truk trailer berbendera AS.
Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh, seperti dilansir Al Arabiya dan Middle East Monitor, Sabtu (4/1/2025), menegaskan tidak ada rencana atau niat untuk membangun pangkalan militer AS di Kobani, Suriah.
- Pihak Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Klaim Kebal dari Dakwaan Pemberontakan
Tim kuasa hukum Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, yang berstatus nonaktif setelah dimakzulkan parlemen, mengklaim sidang pemakzulan Yoon tidak memerlukan putusan karena dia memiliki kekebalan dari penuntutan.
Tim pengacara Yoon bahkan menyinggung putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) tahun lalu, yang menyatakan Donald Trump sebagai mantan Presiden AS memiliki kekebalan dari penuntutan atas serangkaian tindakan resmi yang dilakukan selama dia menjabat, sebagai preseden.
Argumen tersebut, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Sabtu (4/1/2025), disampaikan tim kuasa hukum Yoon dalam dokumen yang diserahkan kepada Mahkamah Konstitusi Korsel yang menggelar sidang pemakzulannya.
- Akan Divonis terkait Kasus Uang Tutup Mulut Sebelum Dilantik, Trump Geram
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan reaksi keras atas pengumuman hakim New York soal vonis dalam kasus uang tutup mulut akan dijatuhkan sekitar 10 hari sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang.
Trump, dalam tanggapannya, menyebut keputusan hakim Juan Merchan dari pengadilan New York itu sebagai "serangan politik yang tidak sah".
"Serangan politik yang tidak sah ini hanyalah sebuah sandiwara yang direkayasa," tulis Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Sabtu (4/1/2025).