5 Hal Heboh Tren Berburu Koin di Jakarta

5 Hal Heboh Tren Berburu Koin di Jakarta

Viral permainan Koin Jagat mendorong tren ‘berburu koin’ dilakukan sejumlah remaja di Jakarta. Koin yang diburu nantinya bisa ditukarkan dengan rupiah sebagai hadiahnya.

Di Jakarta, sejumlah warga mulai dari usia anak hingga dewasa mencari Koin Jagat di trotoar Jalan HM Saleh Ishak, Jakarta Pusat. Mereka membuka aplikasi Jagat dan mencari titik keberadaan koin. Ada pula warga yang melihat ke bagian dalam pagar mal.

Salah seorang anak, yakni A, datang bersama teman-temannya dari Salemba, Jakarta Pusat. Dia mengaku belum berhasil mendapatkan Koin Jagat.

Menurutnya, mendapatkan koin ini cukup sulit, namun dia dan teman-temannya akan terus mencari koin karena ingin mendapatkan hadiahnya.

"Dari Salemba ini, belum dapet, susah, waktu itu dalem rumah orang. Nanti mau ke Kota Tua, siapa tahu dapet. Lumayan kalau dapet, buat jajan," ucapnya kepada wartawan.

Sementara anak lainnya, yakni H, datang dari Jagakarsa, Jakarta Selatan, bersama teman-temannya. Dia mengaku mengetahui Koin Jagat dari TikTok. Dia juga mengaku termotivasi karena melihat sejumlah orang berhasil mendapatkan Koin Jagat.

"Ini dari aplikasi TikTok, di FYP-FYP pada nyari Koin Jagat. Iya udah pernah lihat ada yang dapet," katanya kepada wartawan.

Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga ikut berburu Koin Jagat. Salah satunya Aji (25), dia dan temannya datang dari Cilincing, Jakarta Utara, untuk memburu Koin Jagat.

"Iya lagi CFD, terus kan lihat juga udah jam 08.00, nah paling deket tuh di sini (Mal Grand Indonesia)," kata Aji.

Aji mengaku penasaran akan permainan ini, tetapi ia belum berhasil mendapatkan Koin Jagat.

"Belum, belum pernah dapet, baru lihat juga di TikTok, cuma ikut-ikutan aja. Penasaran hadiahnya, kan lumayan tuh minimal Rp 300 ribu, bukan Rp 50 ribu," ucapnya.

Salah seorang warga bernama Tangguh (26) asal Tanah Abang, Jakpus mengaku sudah lima hari terakhir mencari Koin Jagat. Dia mencari koin sampai ke kawasan SCBD, Jakarta.

Dari cerita temannya yang pernah dapat hadiah senilai Rp 10 juta yang didapatkan di GBK, dia makin serius mencari koin. Bahkan dia mengaku pernah menghabiskan waktu 5 jam untuk mencari koin.

"Nyarinya itu baru 5 hari, tapi lama, kadang 3 jam, 4 jam, 5 jam. Kemarin (paling lama) di GBK, itu 5 jam, sudah dapat 7 clue, tapi nggak dapet apa-apa, susah banget," ucapnya kepada wartawan.

Menurutnya, selain penasaran dengan koin dan ingin mendapatkan hadiah, berburu koin juga mendatangkan manfaat lain yakni menambah teman baru.

Satpol PP Jakarta turut mengawasi tren viral permainan Koin Jagat yang banyak diikuti remaja di Jakarta. Kasatpol PP Jakarta Satriadi memastikan pihaknya menyiapkan langkah antisipasi bersama Dinas Pertamanan

"Kami akan antisipasi kegiatan tersebut dengan Dinas Pertamanan dan jajaranSatpol PP untuk memberikan himbauan kepada masyarakat tidak merusak fasilitas umum," kata Satriadi.

Dia akan menyampaikan ke seluruh jajaran untuk memantau dan mengawasi kegiatan tersebut di sejumlah titik wilayah DKI Jakarta.

Dinas Pertamanan dan Hutan (Distamhut) Jakarta juga sudah memantau tren berburu koin ini. Pihaknya memasang pembatas di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan.

"Sudah (monitor tren berburu koin tersebut)," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta Bayu Meghantara.

Permainan viral ini membuat warga mencari keberadaan koin yang bisa ditukarkan dengan rupiah. Distamhut Jakarta memasang pembatas mencegah tanaman rusak.

"Kita sudah antisipasi. Silakan bermain tetapi tidak merusak taman. Seperti di Tebet Eco Park kita sudah antisipasi dengan memasang line," jelasnya.

Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, menjadi salah satu lokasi ‘berburu’ permainan Koin Jagat yang viral di media sosial. Pengelola GBK mengaku keberatan.

"Kami sangat berkeberatan dengan kejadian pencarian koin dari aplikasi tersebut di seluruh kawasan GBK karena telah mengakibatkan kerusakan fisik sarana dan prasarana di dalam kawasan GBK dan kemungkinan munculnya potensi kerawanan sosial," kata Direktur Umum PPK GBK Hadi Sulistia kepada wartawan, Minggu (12/1/2025).

Hadi menerangkan pihaknya sudah menghubungi tim ‘Jagat Apps’. Dia menyebut Jagat Koin tidak pernah berkoordinasi atau meminta izin ke pihak GBK terkait area penerapan lokasi.

"Kami sudah berhasil menghubungi tim Jagat Apps. Satu, Jagat koin tidak pernah berkoordinasi atau meminta ijin menggunakan kawasan GBK sebagai area penerapan aplikasi mereka," kata Hadi.

Tim keamanan GBK kini melakukan patroli untuk mencegah kerusakan. Pihak GBK juga akan memberikan imbauan dan teguran secara persuasif.

Gara-gara tren itu, sejumlah fasilitas di GBK rusak. Hadi mengimbau kegiatan mencari koin Jagat dihentikan agar tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih parah

"Beberapa kerusakan sudah terjadi di GBK antara lain kerusakan tiang lampu, paving dibongkar, kerusakan tanaman atau taman," ujar Hadi.

Hadi menyebut tren mencari koin adalah kegiatan kurang produktif.

"(Tren cari koin) mengganggu pengunjung lain yang berkegiatan positif di GBK, serta mengurangi potensi kerawanan sosial," lanjutnya.

Dia meminta pemilik aplikasi Jagat untuk men-take down koin virtual di seluruh area GBK. Hadi meminta ke pemilik aplikasi agar kawasan GBK bebas dari koin virtual. Dia menyebut hal itu untuk menghindari kerusakan di area GBK.

"Kami telah meminta pihak pemilik aplikasi untuk melakukan tindakan-tindakan antara lain melakukan take down koin virtual di seluruh area GBK melalui sistem apps mereka," katanya.

Lihat juga Video ‘Koin Emas Romawi Berusia Ribuan Tahun Ditemukan di UEA’

[Gambas Video 20detik]

Sumber