6.619 Warga Lereng Gunung Lewotobi Masih Mengungsi akibat Erupsi
FLORES TIMUR, KOMPAS.com – Sebanyak 6.619 warga lereng Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mengungsi akibat bencana erupsi. Meski begitu, jumlah itu sudah berkurang dari jumlah pengungsi sebelumnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, per Jumat (3/1/2025), jumlah pengungsi sebanyak 6.619 jiwa. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya yang mencapai 7.115 jiwa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur Avelina Manggota Hallan menyebutkan, 6.619 pengungsi itu berasal dari enam desa terdampak.
Keenam desa tersebut yakni Nawakote, Hokeng Jaya, Klantanlo, Boru, Dulipali, dan Nobo.
“Enam desa ini masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki,” ujar Avelina saat dihubungi, Sabtu (4/1/2025).
Avelina merincikan, dari 6.619 jiwa yang masih mengungsi itu, 2.569 jiwa tinggal di enam posko pengungsian. Sisanya mengungsi mandiri di rumah-rumah warga.
Sampai saat ini, warga diminta tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya, utara, dan timur laut sejauh 6 kilometer. Sebab, status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada level III siaga.
Pemkab Flores Timur juga telah menetapkan status transisi darurat ke pemulihan bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mulai 2 Januari hingga 31 Desember 2025.