7 Napi Narkoba Kabur dari Rutan Salemba, Komisi XIII Duga Ada Keterlibatan Pihak Lain
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira menduga ada keterlibatan pihak lain dalam proses pelarian tujuh narapidana kasus narkoba yang kabur dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat.
"Kalau ada napi yang bisa melarikan diri dari lembaga pemasyarakatan seperti ini, ya kemungkinan besar pasti ada pihak yang terlibat, baik itu dari dalam atau dari luar, atau kerja sama antara dalam dan luar," jelas Hugo dalam program Kompas Petang, dikutip dari video YouTube Kompas TV, Rabu (13/11/2024).
Menurut Hugo, ketujuh napi tersebut tak mungkin bisa kabur dengan cara menjebol terali besi tanpa ada pihak yang memberikan alat bantu.
Karena itu, ia mencurigai adanya keterlibatan pihak dari dalam maupun luar untuk membantu pelarian ketujuh napi.
"Di lembaga pemasyarakatan itu kan ya mereka (para napi) tidak punya alat-alat yang bisa digunakan (untuk memotong) apalagi ini (yang dipotong) teralis besi, bagaimana mungkin tangan manusia biasa bisa menjebol teralis besi, itu hal yang mustahil," jelas Hugo.
"Sehingga pasti ada alat bantu yang digunakan. Dan untuk memperoleh alat bantu ini, pasti ada pihak, ada tangan-tangan lain yang memberikan bantuan sehingga dengan demikian (tujuh napi yang kabur) bisa menjebol teralis besi tersebut," imbuhnya.
Sebelumnya, tujuh tahanan dan narapidana kasus narkotika melarikan diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat, dengan cara menjebol teralis kamar.
Kepala Rutan Kelas I Jakarta Pusat Agung Nurbani mengungkapkan, kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (12/11/2024) dini hari.
"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Agung dalam keterangan resminya.
Setelah mengetahui kaburnya tujuh tahanan, petugas Rutan Salemba segera melakukan pengecekan di kamar dan menyisir area sekitar rutan.