7 Situs Megalitik di Indonesia, Ada Gunung Padang dan Lore Lindu
KOMPAS.com - Indonesia memiliki berbagai tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah situs megalitik.
Situs megalitik merupakan lokasi di mana terdapat peninggalan zaman megalitikum (zaman batu besar), yakni berupa batu-batu besar sebagai tinggalan arkeologi.
Dikutip dari laman Kemendikbud, tradisi megalitik memiliki kebiasaan mendirikan bangunan dari batu besar, yang biasanya dikaitkan dengan pemujaan terhadap leluhur (ancestor worship).
Keberadaan situs megalitik ini sebenarnya banyak ditemukan di Indonesia, yang di antaranya kemudian berhasil menarik kunjungan wisatawan.
Setiap situs peninggalan kebudayan kuno ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, yang dapat dilihat dari temuan tinggalan-tinggalan arkeologi di dalamnya.
Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur adalah sebuah situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat.
Dikutip dari laman Kemendikbud, di lokasi in bisa ditemukan sebuah kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Punden berundak ini dibangun dari batuan vulkanik masif yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari lima teras dengan ukuran berbeda-beda.
Sejarah penemuan Situs Gunung Padang termuat dalam Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, “Buletin Dinas Kepurbakalaan”) tahun 1914, serta disebut pula oleh Sejarawan Belanda, N. J. Krom pada 1949.
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TN LoreLindu) di Sulawesi Tengah menyimpan peninggalan zaman megalitikum yang menjadi penanda sejarah.
Dilansir dari laman indonesia.go.id, patung-patung batu megalitikum ini dapat ditemukan di beberapa lokasi seperti di Lembah Napu, Lembah Besoa, dan Lembah Bada.
Patung-patung yang ada di Taman Nasional Lore Lindu ini diperkirakan berasal dari ratusan hingga ribuan tahun yang lalu.
Total terdapat 1.466 temuan megalitik di kawasan ini dari 83 situs yang telah berhasil diungkap.
Situs Sokoliman di Kabupaten Gunungkidul memiliki keunikan karena menyimpan tinggalan megalitik yang terbuat dari batu kapur dan memiliki ornamen khas.
Dikutip dari laman Kemendikbud, beberapa benda yang ditemukan yaitu menhir, waruga, dan papan kubur batu.
Di sekitar situs tersebut juga ditemukan gua yang diduga menjadi tempat tinggal manusia purba pada masa megalitikum.
Kawasan Megalit Maek di Limapuluh Kota, Sumatera Barat memiliki julukan unik yaitu Nagari Seribu Menhir.
Dikutip dari laman Kemendikbud, julukan ini diberikan karena banyaknya menhir atau “batu tagak” yang ditemukan di berbagai lokasi.
Menhir ini dibuat sebagai media penghormatan terhadap leluhur atau arwah nenek moyang yang diharapkan dapat memberikan kesuburan dan keselamatan bagi yang ditinggalkan.
Walau begitu, menhir-menhir yang ditemukan di Lima Puluh Kota memang sedikit berbeda dengan tinggalan menhir di wilayah lainnya seperti di Jawa Barat, Lampung, Jambi dan lainnya.
Kawasan Megalit Maek di Desa Muak, Kecamatan Bukit Kerman, Kabupaten Kerinci juga memiliki beberapa tinggalan megalitik.
Beberapa yang berhasil ditemukan berupa batu berelief, batu lumpang, dan batu silindrik.
Salah satunya dikenal warga dengan sebutan “batu patah” yaitu berupa batu berbentuk silindrik yang kini dalam posisi patah.
Sementara monolit berupa batu berelief memiliki ukiran gajah, kerbau, Kuda, anjing, dan manusia.
Situs Batu Berak adalah sebuah situs megalitik yang terletak di Pekon Pura Jaya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat.
Dikutip dari Kompas.com, di Situs Baru Berak ditemukan peninggalan purbakala berupa dolmen, menhir dan batu-batu umpak yang memanjang antara tenggara dan barat laut secara teratur yang dikelilingi bukit dan gunung.
Adapun batas-batas Situs Batu Berak di sebelah utara adalah Bukit Agung, di sebelah selatan adalah Bukit Asahan, di sebelah Barat adalah Bukit Rigis, dan di sebelah Timur ada Bukit Begelung.
Situs Tutari adalah sebuah kawasan dengan peninggalan megalitik yang terletak di atas bukit Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Jayapura.
Dikutip dari laman indonesia.go.id, tempat ini menyimpan temuan lukisan pada bongkahan-bongkahan batu tersebar hampir di semua permukaan situs.
Selain batu-batu berlukis (rock art), ada pula beberapa buah susunan batu temu gelang (stone enclosure), batu berjajar (stone arrange), dan kelompok menhir.
Sumber kebudayaan.kemdikbud.go.id kebudayaan.kemdikbud.go.id kebudayaan.kemdikbud.go.id kebudayaan.kemdikbud.go.id indonesia.go.idindonesia.go.id kompas.com