7.600 Migran Suriah di Turki Kembali ke Negaranya Sejak Rezim Assad Tumbang
Jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah membawa angin segar kepada ribuan warga migran Suriah di Turki. Mereka telah kembali ke negaranya setelah Bashar al-Assad tidak lagi berkuasa.
"Lebih dari 7.600 migran Suriah melintasi perbatasan Turki untuk kembali ke rumah mereka dalam lima hari setelah jatuhnya pemimpin Suriah Bashar al-Ashad," kata Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, dilansir AFP, Minggu (15/12/2024).
Yerlikaya mengatakan perpindahan mulai terjadi sejak 9 Desember lalu. Total sebanyak 7,621 migran Suriah meninggalkan Turki menuju negaranya dalam kurun waktu lima hari terakhir.
Turki merupakan rumah bagi hampir tiga juta pengungsi yang melarikan diri dari Suriah setelah dimulainya perang saudara pada tahun 2011. Jatuhnya rezim Bashar al-Assad telah membawa harapan bagi mereka untuk kembali pulang ke Suriah.
Data koresponden AFP mengatakan ratusan pengungsi telah berkumpul di perbatasan Cilvegozu pada Senin (9/12) pagi. Data Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan ada 1.259 pengungsi menyeberang pada hari tersebut.
Jumlah pengungsi yang kembali masuk ke Suriah terus bertambah. Di Selasa (10/12) tercatat ada 1.669 warga menyeberang dari perbatasan Cilvegozu kembali ke Suriah.
"Sebanyak 1.669 lainnya menyeberang pada hari Selasa, 1.293 pada hari Rabu, 1.553 pada hari Kamis dan 1.847 pada hari Jumat," kata Yerlikaya.
Dalam waktu 48 jam setelah jatuhnya Assad, Turki telah meningkatkan kapasitas penyeberangan hariannya dari 3.000 menjadi antara 15.000 hingga 20.000.
Turki berbagi perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Suriah dengan lima penyeberangan operasional. Turki juga akan membuka penyeberangan keenam di barat jauh untuk "memudahkan lalu lintas".
Dengan tingginya sentimen anti-Suriah di masyarakat Turki, pemerintah Turki ingin melihat sebanyak mungkin pengungsi kembali ke tanah air mereka.