78.291 Warga Sikka Tidak Tamat Sekolah Dasar
KOMPAS.com – Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sikka, Putu Botha, mengungkapkan bahwa sebanyak 78.291 warga di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Data ini disampaikan oleh Putu dalam konferensi pers di ruang kerjanya pada Selasa (17/12/2024).
Menurut Putu, per Juli 2024, jumlah penduduk Kabupaten Sikka tercatat sebanyak 340.916 jiwa, dengan rincian 165.700 jiwa laki-laki dan 175.216 jiwa perempuan.
Dari total tersebut, sebanyak 52.207 jiwa atau 15,31 persen tidak atau belum bersekolah.
“Tidak tamat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat cukup banyak, yakni 78.291 jiwa atau 22,96 persen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Putu menjelaskan bahwa jumlah penduduk yang telah menamatkan pendidikan SD atau sederajat mencapai 76.063 jiwa atau 22,31 persen.
Sementara itu, yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SLTP) atau sederajat berjumlah 35.884 jiwa atau 10,54 persen, dan yang tamat Sekolah Menengah Atas (SLTA) atau sederajat sebanyak 70.268 jiwa atau 20,61 persen.
Untuk pendidikan tinggi, jumlah penduduk yang memiliki Diploma I dan II sebanyak 1.149 jiwa atau 0,34 persen, Akademi III 4.570 jiwa atau 1,34 persen, serta Diploma IV atau Strata I sebanyak 21.638 jiwa atau 6,35 persen.
Sementara itu, untuk Strata II tercatat 920 jiwa atau 0,24 persen, dan Strata III hanya 20 jiwa atau 0,01 persen.
“Strata II dan III ini jumlahnya sangat kecil,” tambahnya.
Dari segi pekerjaan, Putu mencatat bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Sikka bekerja di sektor pertanian, dengan jumlah mencapai 88.395 jiwa atau 25,93 persen.
Diikuti oleh pelajar atau mahasiswa sebanyak 80.179 jiwa atau 23,52 persen, dan mereka yang belum atau tidak bekerja sebanyak 58.795 jiwa atau 17,25 persen.
Selain itu, terdapat 58.688 jiwa atau 17,21 persen yang mengurus rumah tangga, 11.831 jiwa atau 3,38 persen berstatus wiraswasta, 3.290 jiwa atau 2,4 persen sebagai karyawan swasta.
Kemudian, 7.518 jiwa atau 2,20 persen sebagai nelayan, 8.535 jiwa atau 1,62 persen sebagai guru, dan 4.618 jiwa atau 1,35 persen sebagai pegawai negeri sipil.