9 Hal yang Identik dengan Perayaan Tahun Baru Imlek, Apa Saja?
Perayaan Tahun Baru Imlek selalu identik dengan berbagai tradisi khas yang penuh makna. Mulai dari nuansa merah, pemberian angpao, pertunjukan barongsai dan kembang api, makanan khas seperti jeruk dan kue keranjang, hingga tradisi lainnya.
Menghimpun informasi dari Chinese Highlights dan catatan redaksi detikcom, berikut ini serba-serbi dari hal-hal yang identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek
Dalam budaya Tionghoa, warna merah melambangkan keberuntungan serta kebahagiaan/kelimpahan dan sering dipakai untuk hiasan dalam perayaan lainnya. Orang Tionghoa biasanya mengenakan pakaian berwarna merah atau pakaian berwarna cerah lainnya pada Hari Tahun Baru Imlek, untuk menyesuaikan dengan suasana yang meriah dan ceria. Merah adalah warna keberuntungan di Tiongkok, yang juga dipercaya dapat mengusir roh-roh pembawa sial.
Mengingat dalam budaya Tionghoa, merah adalah warna keberuntungan, jadi memberikan uang dalam amplop merah atau yang disebut angpao adalah cara untuk memberikan harapan terbaik, dan juga hadiah finansial. Uang amplop merah disebut "uang keberuntungan", meskipun sebenarnya amplop merahlah yang membawa keberuntungan.
Pada Malam Tahun Baru Imlek, pintu dan jendela rumah didekorasi dengan bait-bait Festival Musim Semi yang baru, gambar Tahun Baru, potongan kertas, gambar Dewa Pintu, lentera atau lampion, dan lainnya. Semuanya berwarna merah. Secara tradisional, perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama 16 hari, mulai dari Malam Tahun Baru Imlek hingga Festival Lampion.
Barongsai atau Liong memiliki kaitannya dengan legenda Nian, monster berkepala panjang dengan tanduk tajam yang dikisahkan tinggal jauh di dalam laut sepanjang tahun dan hanya muncul setiap Malam Tahun Baru untuk memakan manusia dan ternak di desa-desa terdekat. Secara tradisi, Barongsai bertujuan untuk mengusir roh jahat, namun seiring perkembangannya pertunjukan Barongsai menjadi cara untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek.
Menurut kepercayaan, orang-orang menggunakan kembang api dan petasan untuk mengusir keberadaan monster Nian. Tradisi ini terus berlanjut hingga saat ini dan festival ini berfungsi sebagai waktu untuk mendapatkan keberuntungan. Orang-orang menyalakan petasan dan kembang api untuk mengekspresikan kebahagiaan dan mengundang keberuntungan.
Nian Gao atau Kue Keranjang adalah kue beras manis yang terbuat dari tepung ketan dan gula yang memiliki makna keberuntungan, yang melambangkan pendapatan lebih tinggi, posisi lebih tinggi, dan secara umum menjanjikan tahun yang lebih baik menurut orang Tionghoa. Kue ini merupakan hidangan penutup yang populer disantap selama Tahun Baru Imlek.
Pada perayaan Tahun Baru Imlek, sudah menjadi tradisi untuk meletakkan jeruk mandarin bersama dengan amplop merah di samping bantal anak-anak di setiap rumah tangga Tionghoa untuk membawa keberuntungan bagi mereka. Jeruk ini juga diletakkan di dalam wadah nasi keluarga untuk membawa berkah yang baik bagi keluarga dan juga untuk hadiah.
Tahun-tahun zodiak Tionghoa atau yang disebut dengan Shio diasosiasikan dengan 12 hewan. Setiap tahun dikaitkan dengan karakteristik hewan shio tertentu, dan setiap hewan shio juga dikaitkan dengan elemen (seperti kayu, api, tanah, logam, dan air) dan memiliki sifat tertentu yang diyakini mempengaruhi kepribadian dan takdir seseorang.
Dalam budaya Tionghoa, hujan adalah simbol keberuntungan dan kemakmuran. Hujan selama perayaan Tahun Baru Imlek sering disebut sebagai pertanda akan datangnya rejeki yang melimpah. Adapun di wilayah Indonesia, perayaan Tahun Baru Imlek jatuh bertepatan pada periode musim hujan, yakni di bulan Januari dan Februari.
Tonton juga Video Pernak-pernik Shio Ular Mulai Diminati Jelang Imlek
[Gambas Video 20detik]