Adu Nilai Kontrak Baru WIKA Grup: WEGE WTON, Siapa Paling Cuan?
Bisnis.com, JAKARTA – Dua entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), yakni WEGE dan WTON, telah mengumumkan raihan kontrak baru sepanjang periode Januari – Oktober 2024. Lantas, emiten yang memiliki capaian terbesar?
PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) atau WIKA Beton tercatat lebih unggul dengan perolehan kontrak baru sebesar Rp4,9 triliun sepanjang Januari – Oktober 2024 (year-to-date/ytd). Raihan ini memenuhi 81% dari target yang dipatok sebesar Rp6 triliun pada tahun ini.
Sementara itu, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) mengamankan kontrak baru senilai Rp2,07 triliun hingga Oktober 2024. Perolehan tersebut telah mencapai 69% dari target sebesar Rp3 triliun.
Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita mengatakan target tahun ini berpotensi diraih setelah perusahaan membukukan perolehan kontrak baru dari pengerjaan Kompleks Gereja Basilika di IKN Nusantara sebesar Rp700 miliar.
“Kami dapat nilainya Rp700 miliar. Artinya, tinggal sedikit lagi dari sasaran target kontrak baru 2024,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Hingga Oktober 2024, kontrak baru yang diraih WEGE antara lain proyek Gedung BMKG InaTEWS Jakarta-Denpasar, Rusun Cilangkap, Rumah Sakit Klaten, Bio Farma Bandung, hingga proyek hunian modular di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sementara itu, berdasarkan komposisi kontrak baru dari pemberi kerja, WEGE mencatatkan 58,60% proyek berasal dari pemerintah dan swasta sebesar 17,43%.
Dari segi jenis proyek yang diraih perusahaan, Hadian menuturkan bahwa segmen perkantoran mendominasi kontrak baru dengan kontribusi sebesar 40,42%, lalu fasilitas publik 31,40%, serta hunian mencapai 28,18%.
Emiten yang melantai pada 2017 ini turut membukukan kinerja solid sepanjang kuartal III/2024. Melansir laporan keuangan perseroan, WEGE membukukan laba bersih Rp47,11 miliar atau naik 121,31% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Perolehan laba bersih ditopang oleh kinerja pendapatan yang mencapai Rp2,26 triliun. Capaian ini ditopang oleh segmen jasa konstruksi sebesar Rp2,04 triliun dan segmen industri membukukan Rp157,70 miliar.
Seiring capaian tersebut, perseroan mengakumulasikan laba bruto sebesar Rp178,28 miliar sepanjang kuartal III/2024 dengan gross profit margin berada di level 7,90%.
Hadian menambahkan bahwa rasio keuangan WEGE juga mulai membaik. Tecermin dari rasio debt to equity (DER) turun menjadi 0,98x dan current ratio naik ke 206,21%.
Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Yushadi memaparkan bahwa raihan kontrak baru WTON didominasi sektor infrastruktur sebesar 71,55% dan proyek di sektor industri 13,87%. Sisanya, menyasar sektor kelistrikan, properti, hingga pertambangan.
Berdasarkan segmentasi pelanggan, kontrak baru didominasi pelanggan swasta sebesar 79,26%, disusul perusahaan BUMN lain sebesar 17,97%, afiliasi WIKA sebesar 1,18%, perusahaan induk sebesar 1,17%, dan pemerintah sebesar 0,42%.
Di sisi lain, WIKA Beton membukukan pendapatan usaha hingga akhir September 2024 sebesar Rp3,39 triliun. Perolehan tersebut meningkat 13,64% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang meraih Rp2,98 triliun.
“Porsi pendapatan perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar [readymix], yakni sebesar 88,12%, disusul segmen jasa sebesar 11,84% dan segmen material sebesar 0,04%,” tutur Yushadi.
Meski demikian, WTON mencatatkan beban pokok pendapatan senilai Rp3,14 triliun atau naik 15,30% year on year (YoY). Hal ini membuat laba kotor WTON mencapai Rp238,06 miliar per kuartal III/2024, turun 4,54% secara tahunan.
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, perseroan menorehkan kenaikan laba bersih sebesar 19% secara tahunan menjadi Rp33 miliar.
Dari sisi neraca keuangan, WTON membukukan total aset Rp7,18 triliun hingga akhir September 2024 atau turun 5,91% year to date (YtD). Liabilitas juga turun 11,88% YtD menjadi Rp3,52 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh 0,69% YtD ke Rp3,65 triliun.
Arus kas dan setara kas perseroan pada akhir September 2024 mencapai Rp304,07 miliar, meningkat 3,13% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,01 triliun.
Yushadi menyatakan bahwa WIKA Beton berkomitmen mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur, melalui produk dan jasa berkualitas serta praktik industri hijau yang berkelanjutan.
Disclaimer Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.