Agustinus Wibowo, Menjelajahi Pikiran Lewat Tulisan

Agustinus Wibowo, Menjelajahi Pikiran Lewat Tulisan

Maret tahun ini Agustinus Wibowo penulis dan fotografer perjalanan, merilis buku berjudul Kita dan Mereka. Buku dengan 667 halaman ini merupakan karya terbarunya sejak 2021. Sebelumnya, Agustinus sukses menerbitkan empat buku populer lainnya, yaitu Selimut Debu, Garis Batas, Titik Nol, serta Jalan Panjang untuk Pulang.

Kelima buku Agustinus punya nuansa serupa, yakni catatan perjalanan seorang petualang yang sarat akan perenungan hidup. Tempat-tempat yang dikunjunginya pun tak main-main. Agustinus terkenal gemar menjamah negara di daerah perbatasan yang sarat akan konflik.

Eksplorasi Agustinus dimulai sekitar dua puluh tahun lalu. Bermodal tas ransel, kamera, dan mimpi untuk menemukan diri, ia berkelana dengan jalur darat dari China ke Tibet, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan, Iran, hingga negeri-negeri Stan lainnya di Asia Tengah. Ia juga sudah menapakkan kaki di Laos, Vietnam, dan Kamboja. Beberapa tahun terakhir, ia juga menyambangi Papua Nugini, Belanda dan Suriname.

Menoleh ke belakang, Agustinus muda tak pernah terpikir untuk menjadi penulis buku, terlebih penulis buku perjalanan. Bagaimana tidak, mulanya laki-laki asal Lumajang ini hanya anak kecil yang takut keluar rumah. Pendidikannya pun jauh dari bidang kepenulisan, ia adalah lulusan Ilmu Komputer dari Universitas Tsinghua, Beijing.

Kebiasaan menulis Agustinus dimulai sejak kuliah. Kala itu ia rajin menulis diari berisikan refleksi hidup di tanah perantauan. Kebiasaan ini pun berlanjut saat Agustinus keliling dunia. Ia membuat blog pribadi untuk memberi kabar pada keluarga dan teman-temannya.

"Paling awal saya menulis, itu lebih karena saya pergi ke negara-negara atau tempat-tempat yang berisiko, dan tujuan pertamanya adalah ya saya ingin ngasih tahu ke teman-teman, kalau saya masih hidup," kenang Agustinus di program Sosok detikcom (28/10/2024).

Lambat laun Agustinus menyadari, menulis adalah lebih dari sekadar merekam memori, tapi juga meditasi. Baginya, tulisan yang kuat mesti mengandung unsur perenungan, yang mempertanyakan kembali makna dari kejadian yang seseorang alami.

Prinsip tersebut tertuang jelas dari buku-buku Agustinus. Selain bertutur tentang hal-hal dan orang-orang yang ditemuinya di perjalanan, Agustinus juga memasukkan renungan pribadinya ke dalam tulisan. Seringkali, ia menulis kontemplasi tentang topik seputar identitas, sesuatu yang memang sering mengusik batinnya sejak kecil.

"Ketika saya menuliskan tentang pengalaman saya yang ada menembus garis batas antar negara, ataupun tinggal di Afghanistan yang penuh konflik, itu pada akhirnya, mungkin, (karena) pertanyaan yang bercokol dalam diri saya adalah pertanyaan tentang identitas, jadi kontemplasi saya juga kemudian lebih mengarah pada bagaimana saya memahami konflik identitas mereka, isu garis batas di antara mereka, dan itu pada akhirnya juga akan membantu saya untuk memahami diri saya sendiri dan berdamai dengan konflik saya sendiri," tutur Agustinus.

Agustinus berpendapat bahwa menulis adalah bagian dari perjalanan itu sendiri. Menurutnya, perjalanan terdiri dari tiga aspek yaitu perjalanan fisik di mana seseorang pergi ke tempat jauh, perjalanan sejarah dengan membaca buku-buku, dan perjalanan ke dalam diri. Agustinus berujar, menulis masuk dalam kategori perjalanan ke dalam diri.

"Perjalanan ke dalam diri ini sebenarnya adalah perjalanan yang paling penting dalam hidup kita, dengan melakukan meditasi setiap hari, termasuk menulis itu sebenarnya adalah proses meditasi. Ketika kita merenungkan kembali, mencari makna dan kebijaksanaan, itu bagian dari meditasi," terang Agustinus.

Menulis bagi Agustinus bukan sekadar cara berbagi cerita, melainkan juga bentuk dari penjelajahan batin yang membawanya pada penerimaan atas pribadinya dan dunia. Kini, Agustinus tak lagi memburu makna tunggal tentang identitasnya. Ia justru merayakan kebebasan untuk melihat dirinya sebagai sosok yang terus mencari dan terus berevolusi.

"Saya adalah seorang pencari, saya adalah orang yang selalu bertanya, dan saya adalah orang yang selalu belajar," pungkasnya.

Sumber