AHY Diskusi Giant Sea Wall Bareng Hashim: Beliau Ingin Beri Masukan
Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan pertemuannya dengan adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. AHY mengatakan memang menyiapkan waktu sepekan usai resmi dilantik sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan untuk bertemu dengan beberapa pihak, termasuk Hashim.
AHY dan Hashim bertemu pagi ini di gedung Kemenko Maritim dan Investasi yamg kini menjadi kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Dia mengaku membutuhkan diskusi untuk menjalankan perannya sekarang sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
"Saya ingin mendengarkan banyak masukan. Karena sekali lagi keberlanjutan itu harus kita kawal bersama-sama. Tetapi kita juga harus dengan lapang dada membuka ruang-ruang perbaikan, karena kita tahu ada hal-hal yang belum tuntas ada hal-hal yang belum terlalu baik, nah ini kita perbaiki bersama dan beliau-beliau sebagai senior, saya rasa sangat ingin memberikan masukan kepada saya," ujar AHY di kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).
AHY juga menyampaikan salah satu hal yang dibicarakan bersama Hashim mengenai pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall. AHY menyebut hal ini merupakan salah satu fokus program dari Presiden Prabowo Subianto sehingga harus direncanakan secara matang.
"Ini adalah proyek yang luar biasa. Tentunya harus dipastikan sekali lagi rencananya matang betul. Tetapi yang jelas membangun Giant Sea Wall itu tujuannya pertama-tama adalah menyelamatkan manusia. Tapi juga secara lingkungan kita juga berharap ini bisa sustainable," kata AHY.
Dia juga menerangkan proyek Giant Sea Wall ini pun diharapkan dapat menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat pesisir. Dia mengatakan beberapa negara di dunia pun sudah berhasil dengan pembangunan Giant Sea Wall.
"Selebihnya kita berharap ada nilai ekonomi yang luar biasa bisa dihasilkan dari proyek-proyek itu. Kita harus melakukan studi secara cermat ya. Tetapi sejumlah negara yang sudah melakukan itu juga telah berhasil dan sekali lagi meningkatkan ekonomi negara tersebut," jelas AHY.
"Oleh karena itu kami juga akan terus melakukan perencanaan-perencanaan. Saya juga akan berkonsultasi dengan Bappenas misalnya, termasuk stakeholders yang lainnya. Karena pembangunan infrastruktur yang besar dan strategis semacam itu benar-benar membutuhkan masukan dan juga kerjasama yang baik dengan seluruh stakeholders," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Seperti diketahui, Hashim Djojohadikusumo menemui Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Hashim menjelaskan membahas mengenai pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall bersama AHY.
"Program Pak Prabowo adalah kita bikin tanggul laut raksasa dari Banten sampai ke Jawa Timur. Jadi program ini mungkin memakan waktu 20 tahun, mungkin 2-3 presiden yang melaksanakannya. Tapi harus mulai sekarang, kita mulai sekarang," ungkap Hashim seusai pertemuan di gedung Kemenko Marves yang sekarang menjadi kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).
Hashim menjelaskan alasan Presiden Prabowo Subianto berkeinginan segera membangun Giant Sea Wall ini. Dia menyebutkan Presiden Prabowo menilai program ini untuk melindungi jutaan hektare persawahan di utara Pulau Jawa.
"Kalau tidak mulai sekarang, sawah-sawah di pantai utara akan tenggelam. Bisa berapa juta hektare kita hilang. Jadi ini semacam emergency, harus segera. Karena ini perlu waktu yang cukup lama," jelas Hashim.
"Kita harus selamatkan pantai utara Pulau Jawa. Karena di situ adalah sumber beras, sumber pangan nasional itu di pantai utara, di Pulau Jawa. Ini di luar Sumatera ya. Ini tanggul laut untuk menjaga pantai utara," sambungnya.
Meski begitu, Hashim menyebutkan program ini tentu memakan waktu yang panjang. Namun Presiden Prabowo menginginkan pembangunan giant sea wall ini dapat direalisasikan sejak sekarang.
"Karena Pak Prabowo kan memulai program tanggul laut raksasa. Ini program lama, ini sudah dicanangkan tahun 1994, berarti 30 tahun lalu. Tapi sampai sekarang belum jalan. Rencananya kan sudah ada, konsultan-konsultan sudah menyusun. Tapi mungkin harus diperbaiki. Ini ada salah satu, ini untuk menyelamatkan pantai utara Pulau Jawa," imbuhnya.