Ajudan Netanyahu Ditangkap Usai Diduga Bocorkan Dokumen Rahasia soal Perang Gaza, Apa Isinya?

Ajudan Netanyahu Ditangkap Usai Diduga Bocorkan Dokumen Rahasia soal Perang Gaza, Apa Isinya?

TEL AVIV, KOMPAS.com - Ajudan Netanyahu ditangkap usai diduga terlibat dalam kebocoran dokumen rahasia soal Perang Gaza.

Sebuah pengadilan di Kota Rishon Lezion, Israel, pada Minggu (3/11/2024) menyatakan, seorang mantan juru bicara PM Israel Benjamin Netanyahu telah ditahan karena diduga membocorkan dokumen rahasia yang mungkin telah merugikan negosiasi kesepakatan penyanderaan Gaza.

Ajudan Netanyahu itu bernama Eliezer Feldstein.

Ia ditahan bersama dengan tiga orang lainnya, termasuk pejabat keamanan.

Berita mengenai kasus ini membuat pihak oposisi mempertanyakan apakah Netanyahu terlibat dalam pembocoran tersebut. Namun, kecurigaan tersebut kemudian dibantah oleh Kantor PM Israel.

Para kritikus telah lama menuduh Netanyahu mengulur-ulur negosiasi gencatan senjata di Gaza dan memperpanjang perang untuk menenangkan mitra koalisinya yang beraliran sayap kanan.

Badan Keamanan Dalam Negeri Israel dan Militer Israel meluncurkan penyelidikan atas pelanggaran tersebut pada September setelah dua surat kabar, mingguan Inggris The Jewish Chronicle dan tabloid Jerman Bild, menerbitkan artikel berdasarkan dokumen rahasia militer tersebut.

Salah satunya mengeklaim, sebuah dokumen telah ditemukan yang menunjukkan bahwa pemimpin Hamas saat itu, Yahya Sinwar -yang kemudian dibunuh oleh Israel- dan para sandera di Gaza akan diselundupkan keluar dari wilayah tersebut ke Mesir melalui Koridor Philadelpia di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

Dokumen lainnya didasarkan pada apa yang dikatakan sebagai memo internal dari kepemimpinan Hamas tentang strategi Sinwar untuk menghambat pembicaraan menuju pembebasan sandera.

"Dokumen pertama yang bocor ternyata palsu, dan memo internal tersebut sebenarnya ditulis oleh militan Hamas tingkat rendah," kata laporan media Israel.

Pengadilan Israel mengatakan, perilisan dokumen-dokumen tersebut berisiko menyebabkan “bahaya besar bagi keamanan negara”.

“Akibatnya, kemampuan badan-badan keamanan untuk mencapai tujuan pembebasan para sandera, sebagai bagian dari tujuan perang, dapat terganggu,” tambahnya, sebagaimana dilansir AFP.

Pemimpin oposisi utama Yair Lapid mengatakan kepada para wartawan pada Minggu, bahwa rincian dari persekongkolan keamanan yang serius di kantor Netanyahu seharusnya mengkhawatirkan setiap orang di Israel.

“Pengkhianatan ini berasal dari kantor perdana menteri, dan penyelidikan harus dilakukan untuk menentukan apakah hal tersebut tidak berada di bawah perintah Perdana Menteri,” tambah Lapid.

“Menurut kecurigaan, rekan-rekan Netanyahu membocorkan dokumen rahasia dan memalsukan dokumen rahasia untuk melemahkan kemungkinan pembebasan sandera dan untuk membangun kampanye media melawan keluarga para sandera," jelasnya.

Tokoh oposisi terkemuka lainnya, Benny Gantz, menganggap hal ini bukan kasus dugaan kebocoran, melainkan pencatutan rahasia negara untuk tujuan politik.

Pada Jumat (1/11/2024), Netanyahu membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa “dokumen yang diterbitkan oleh Bild tidak pernah sampai” di kantornya.

Tanpa menyebut nama Feldstein, ia mengatakan, mantan ajudan tersebut tidak pernah ikut serta dalam rapat keamanan atau berkonsultasi dengan dokumen rahasia.

 

Sumber