Aktivitas Gunung Iya Meningkat, Pemkab Ende Siapkan Evakuasi Warga
ENDE, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan mengungsikan warga yang tinggal di sekitar Gunung Api Iya sebagai langkah antisipasi terhadap peningkatan aktivitas gunung tersebut.
Keputusan ini diambil setelah status Gunung Iya naik dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) sejak 5 November 2024.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ende, Yulius Emanuel Riwu menjelaskan, Pemerintah akan mengarahkan warga di Kecamatan Ende Selatan, khususnya di Kelurahan Tanjung, Arubara, Tetandara, Rukun Lima, dan Kelurahan Paupanda, untuk mengamankan diri dengan cara diungsikan sementara.
“Jika diharuskan, maka Pemerintah akan mengarahkan warga untuk mengamankan diri dengan cara diungsikan sementara,” ujar Yulius dalam keterangannya, Minggu (10/11/2024).
Yulius juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap situasi yang berkembang.
Selain itu, Penjabat Bupati Ende, Agustinus Gadja Ngasu memerintahkan agar setiap informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) disampaikan kepada masyarakat.
Dia mengingatkan warga yang berada di sekitar kawasan Gunung Iya untuk sementara mengurangi atau bahkan menghentikan aktivitas di kawasan tersebut.
Sebelumnya, Kepala PVMBG, Prihatin Hadi Wijaya mengungkapkan, status Gunung Iya telah dinaikkan dari level II (waspada) ke level III (siaga) pada 5 November 2024 pukul 18.00 Wita.
"Kami telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan kabupaten setempat agar warga sekitar Gunung Iya menjauhi radius bahaya," tandas dia.
Dia juga menambahkan, pihaknya telah menyampaikan kepada Kepala BNPB dan Kalaksa Provinsi NTT agar para penambang pasir laut menjauh dari radius lima kilometer yang telah direkomendasikan.
Gunung Api Iya merupakan gunung api strato dengan sejarah letusan yang tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir pada tahun 1969.
Karakter erupsi Gunung Iya umumnya terjadi di kawah utama dan menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, serta aliran lava, disertai dengan adanya runtuhan pada puncak.
Terdapat rekahan yang berkembang di sekeliling kawah aktif Gunung Iya, yang menunjukkan adanya zona lemah di dalam gunung api.
Rekahan ini berpotensi mengakibatkan longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi Gunung Iya di masa mendatang.