Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu Meningkat, BPBD Siapkan Lokasi Pengungsian

Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu Meningkat, BPBD Siapkan Lokasi Pengungsian

HALMAHERA BARAT, KOMPAS.com - Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dalam beberapa pekan terakhir.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada rencana untuk melakukan evakuasi warga ke tempat aman.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat, Gunawan MT Ali menjelaskan pelaksanaan evakuasi teknisnya tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD.

Disebutkan, terdapat tim komando yang telah dibentuk untuk menangani situasi ini.

"Makanya kami terus berkoordinasi. Terkait dengan evakuasi mungkin sampai saat ini, juga belum ada direncanakan. Karena terkait dengan aktivitas gunung, kami juga tetap berkoordinasi dengan PVMBG," kata Gunawan, Selasa (14/1/2025).

Meskipun belum ada rencana evakuasi, BPBD Halmahera Barat telah menyiapkan beberapa titik lokasi pengungsian jika diperlukan.

"Pertama di Desa Tongute Sungi ada bangunan bekas gereja, ada juga balai desa, ada gudang, dan di Desa Akesibu."

"Lebih kebangunan bukan tenda pengungsi, mengingat curah hujan yang meningkat, sehingga antisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tambahnya.

Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah memperluas radius bahaya erupsi Gunung Ibu menyusul peningkatan aktivitas vulkanik.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menyatakan, radius bahaya diperluas dari sebelumnya empat kilometer dan sektoral 5,5 kilometer menjadi 4,5 kilometer dan sektoral enam kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.

"Perubahan zona rekomendasi ini terhitung mulai tanggal 11 Januari 2025 Pukul 23.00 WIT," ujar Wafid dalam keterangannya yang diterima Kompas.com pada Minggu (12/1/2025).

Rekaman kegempaan selama periode tersebut menunjukkan adanya 565 kali gempa letusan, 49 kali gempa guguran, 1.080 gempa hembusan, 130 kali gempa harmonik, sekali gempa tornillo, 4.289 kali gempa vulkanik dangkal, 221 kali gempa vulkanik dalam, 49 kali gempa tektonik lokal,  sekali gempa terasa, dan 138 kali gempa tektonik jauh.

"Pada 11 Januari 2025, terjadi erupsi dengan kolom erupsi sekitar 4.000 meter di atas puncak (sekitar 5.325 m di atas permukaan laut) pada pukul 19.35 WIT."

"Kolom erupsi berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi sekitar tiga menit lima detik," kata Wafid.

Dari data kegempaan, terlihat peningkatan kejadian gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik yang bersumber di sekitar Gunung Ibu, sehingga potensi terjadinya letusan meningkat.

"Dari grafik EDM stasiun Tolisaor terlihat perubahan jarak (memendek) dan grafik tiltmeter mengindikasikan perubahan deformasi berupa inflasi pada tubuh Gunung Ibu," jelasnya.

Sumber