Alasan Banyak Leasing Tertarik Bisnis Pay Later, Pembiayaan Tumbuh 63,89%
Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah perusahaan pembiayaan atau leasing yang bermain di bisnis Buy Now Pay Later alias BNPL semakin banyak. Hal tersebut membuat piutang pembiayaan BNPL dari perusahaan pembiayaan tumbuh 63,89% (year on year/YoY) per Oktober 2024.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno Siahaan mengatakan industri melihat ada demand yang cukup besar di bisnis BNPL sehingga wajar apabila jumlah perusahaan pembiayaan yang membuka layanan BNPL bertambah.
"Ya pastinya [ada demand], tetapi kan mereka juga pasti akan sangat berhati-hati, siapa yang bisa diberikan. Apakah semua orang bisa diberikan, kan enggak," kata Suwandi kepada Bisnis, Kamis (19/12/2024).
Suwandi menjelaskan layanan pinjaman BNPL berbeda dengan pinjaman di fintech P2P lending. Pada layanan BNPL, kata dia, masyarakat diberikan kemudahan untuk mencicil barang yang ingin mereka beli.
Kemudahan tersebut yang membuat masyarakat semakin berminat pada layanan BNPL. Di sisi lain, hal tersebut menjadi peluang pasar bagi perusahaan pembiayaan. Suwandi optimis bisnis BNPL perusahaan pembiayaan memiliki prospek yang cukup bagus ke depan dengan adanya minat dari masyarakat serta kemudahan layanan BNPL yang ditawarkan.
"Ya pasti [prospek bagus] dong. Orang yang dikasih kesempatan untuk berutang yang tadinya misalnya dia harus beli nilainya Rp100.000, tapi bisa dibayar empat kali, Rp25.000 kali empat. Tadinya uang Rp100.000 dia hanya bisa dibeli satu produk, sekarang dia hanya bayar Rp25.000 doang. Dan Rp75.000-nya dia bisa beli yang lain kan," kata Suwandi.
Meski begitu Suwandi tetap mengimbau masyarakat untuk tetap bijak menggunakan pinjaman BNPL, serta bagi perusahaan pembiayaan agar selektif memberikan pembiayaan.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman menjabarkan piutang pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan sampai Oktober 2024 tercatat sebesar Rp8,41 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar Rp3,27 triliun atau 63,89% (YoY).
"Pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh makin besarnya kebutuhan masyarakat atas layanan BNPL oleh perusahaan pembiayaan dan adanya peningkatan jumlah pelaku dari lima menjadi tujuh perusahaan pembiayaan. Kinerja dan pertumbuhan BNPL oleh perusahaan pembiayaan diperkirakan akan terus meningkat seiring perkembangan perekonomian berbasis digital," kata Agusman.