Alasan Wonogiri Tutup Seluruh Pasar Hewan sampai 9 Januari 2025
SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengambil langkah tegas dengan menutup sementara seluruh pasar hewan yang beroperasi di wilayah tersebut, mulai 6 hingga 9 Januari 2025.
Penutupan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali merebak di Jawa Tengah, terutama melalui jual beli sapi lintas provinsi di pasar hewan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Hariyanta Nugraha, menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah teridentifikasinya penularan PMK di daerah tersebut.
"Sudah ada langkah-langkah yang kongkrit, di Kabupaten Wonogiri itu langsung di-handle oleh Pak Bupati untuk penutupan pasar hewan sementara mulai tanggal 6 sampai tanggal 9 di pasar yang ada di Wonogiri," ungkap Hariyanta dalam sambungan telepon, Selasa (7/1/2025).
Hariyanta menekankan bahwa peredaran hewan ternak di pasar hewan berpotensi tinggi memicu risiko penularan PMK, terutama jika ternak yang terinfeksi berasal dari luar daerah dan tidak teridentifikasi.
"Paling banyak kasus juga di wilayah perbatasan dengan Jawa Timur. Di Wonogiri, itu kan memang pasar hewannya itu sebagian besar sapi-sapinya dari Jawa Timur yang waktu itu memang Jawa Timur sudah merebak duluan PMK," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ketika ternak yang terjangkit PMK diperjualbelikan di pasar hewan, sapi-sapi lainnya menjadi rentan tertular.
"Memang lalu lalang ya, namanya ternak itu misalnya dijual di pasar hewan sini tidak laku, biasanya digeser ke pasar hewan yang lain, jadi muter-muter. Semua itu potensi terjadinya penyebaran penyakit PMK itu," lanjutnya.
Selain penutupan pasar hewan, Hariyanta mengingatkan bahwa penyebaran PMK juga dapat menyerang ternak yang belum divaksinasi dan ternak yang sudah divaksin tetapi masa kekebalan sudah lewat.
"Sebetulnya PMK itu seperti Covid-19, jadi harus divaksin berulang, setiap tahun itu minimal 2 kali. Nah, kemarin kita tracing itu sapi-sapi itu terakhir divaksin Mei 2023. Sehingga sudah lewat masa dan kekebalan ternaknya itu menurun," imbuhnya.
Hariyanta juga mengimbau para peternak untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan pencegahan melalui vaksinasi PMK.
"Kemudian kesadaran dari para pelaku usaha, termasuk para pedagang sapi, itu kalau sapinya sudah terindikasi sakit jangan dibawa ke pasar hewan. Karena bisa jadi nanti bisa mendatangkan penularan penyakit PMK," imbaunya.
Disnakkeswan juga telah menyalurkan disinfektan ke kabupaten/kota untuk disemprotkan di pasar-pasar hewan dan di kandang-kandang kelompok peternak.
Pemprov Jateng juga mengimbau pembatasan lalu lintas ternak yang terindikasi terkena PMK.
"Termasuk para pemilik itu jangan sampai nanti orang-orang lain pada masuk ke kandang itu juga berpotensi penyebaran penyakit PMK itu. Sudah ada pendampingan juga dari Polri untuk melakukan pengawasan di beberapa daerah," tandasnya.