Analis Ungkap Faktor Pemicu ARA IPO Raharja Energi Cepu (RATU)

Analis Ungkap Faktor Pemicu ARA IPO Raharja Energi Cepu (RATU)

Bisnis.com, JAKARTA — Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro memperkirakan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) berpeluang untuk mencetak auto rejection atas (ARA) saat melantai di bursa efek pada Rabu (9/1/2025). 

Hendri beralasan peluang ARA itu berasal dari minat yang besar investor untuk membeli sebagian saham yang dilepas ke publik tersebut. Di sisi lain, Hendri mengatakan, penjatahan untuk saham RATU itu bakal ketat.

“ARA susah diprediksi ya, kalau saya lihat bisa [ARA] kalau penjatahannya sedikit, ada kemungkinan investor retail akan hold begitu kan,” kata Hendri di Gedung BEI, Jakarta, Senin (6/1/2025). 

Apalagi, kata Hendri, potensi ARA itu didorong oleh rumor yang berseliweran sebelumnya ihwal keterlibatan konglomerat Prajogo Pangestu pada proses IPO kali ini.

Malahan, menurut dia, sejumlah investor ritel turut bertaruh banyak pada debut IPO anak usaha PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) tersebut.

“Saya ada kenalan, beberapa orang pesan jumlahnya cukup saya bilang jumbo lah, hampir mungkin sepertiganya dari nilai emisi, saya lihat mungkin dari penjatahan besok akan sedikit lebih kecil,” kata dia. 

Berdasarkan prospektusnya, RATU menjadwalkan pencatatan saham perdana atau listing pada 8 Januari 2025. Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan 543.010.800 saham yang setara 20% dari total modal ditempatkan dan disetor. 

Secara terperinci, saham yang ditawarkan terdiri atas saham baru sebanyak 190.053.800 saham atau setara 7% dari modal setelah IPO, yang diterbitkan langsung dari portepel perseroan.

Selanjutnya adalah saham divestasi sebanyak 352.957.000 saham atau 13% dari modal setelah IPO oleh RAJA selaku pemegang saham penjual. RATU telah menetapkan harga IPO sebesar Rp1.150 per saham. Dengan banderol tersebut, perseroan berpotensi meraup dana segar senilai Rp624,46 miliar. 

“Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah sebanyak-banyaknya Rp624.462.420.000 [Rp624,46 miliar],” tulis manajemen RATU dalam prospektusnya dikutip pada Jumat (3/1/2025).

Rincian dari perkiraan dana tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar dari penerbitan saham baru, serta sebesar Rp405,9 miliar dari divestasi saham milik RAJA.

“Dana yang diperoleh dari IPO dan sisa capex akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan,” kata Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi lewat keterangan resmi, Senin (30/12/2024).

Sejumlah proyek strategis itu, kata Djauhar, meliputi penyelesaian proyek pembangunan pipa BBM Tanjung Batu-Samarinda dan pembangunan fasilitas kompresor gas di Sulawesi Selatan.

Selain itu, RAJA turut mengalokasikan dana untuk percepatan studi kelayakan pengembangan LNG Terminal di Provinsi Banten serta LNG Plant di Kalimantan Utara & Papua Barat.

“Hasil studi kelayakan ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan untuk memulai kontruksi proyek-proyek tersebut pada 2025 sampai dengan 2026,” tuturnya.

Sumber