Ancaman Kembalinya Banjir Rob di Jakut dan Belum Rampungnya Pembangunan Tanggul Laut

Ancaman Kembalinya Banjir Rob di Jakut dan Belum Rampungnya Pembangunan Tanggul Laut

JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana alam banjir rob kembali mengancam 11 wilayah di Jakarta Utara pada akhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025.

Hal itu sebagaimana prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Maritim Tanjung Priok.

"Berdasarkan informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok tentang peringatan dini banjir pesisir (rob) tanggal 26 Desember 2024–3 Januari 2025," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Isnawa Adji, Kamis (26/12/2024).

Adapun 11 titik yang berpotensi kembali dilanda banjir rob itu meliputi Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, dan Kepulauan Seribu.

Peristiwa banjir rob di Jakarta Utara sudah berulang kali terjadi.

Terbaru, bencana alam tersebut melanda kawasan Jakarta Utara pada Jumat (13/12/2024) hingga Jumat (20/12/2024). Saat itu, ketinggian air rob mencapai 25 sentimeter hingga satu meter.

Banjir rob sendiri disebabkan karena adanya fenomena pasang maksimum air laut yang berbarengan dengan fase bulan baru. Fenomena inilah yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut.

Air laut yang pasang itu berpotensi meluap ke daratan, sehingga menggenangi permukiman warga hingga jalan.

Atas potensi kembalinya banjir rob, warga Jakarta Utara dan pemerintah diminta melakukan antisipasi.

"Diimbau agar dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya banjir pesisir (rob)," terang Isnawa.

Selain itu, Isnawa meminta agar warga selalu memantau informasi terkini gelombang air laut di laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

Kemudian, jika menemukan keadaan darurat, masyarakat bisa langsung menghubungi BPBD.

"Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112," pungkas Isnawa

Salah satu titik paling parah yang terkena banjir rob di Jakarta Utara adalah Muara Angke. Pasalnya, kawasan inilah yang paling dekat dengan bibir laut.

Tidak adanya tanggul yang membatasi laut dengan permukiman warga membuat air rob begitu mudah meluap ke rumah-rumah dan jalan.

Oleh sebab itu, warga berharap, pembangunan tanggul laut bisa segera dikerjakan.

"Ya, harapan kita satu-satunya ada pondasi di pinggir laut. Kalau (dibangun) tanggul enggak mungkin bisa banjir," kata Karyan (60) warga Muara Angke, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Senin, (16/12/2024).

Karyan meyakini, keberadaan tanggul laut mampu mencegah air rob meluap sampai ke permukiman warga. Andaikan air laut tetap meluap, kemungkinan tak sebesar yang terjadi belakangan.

Senada dengan Karyan, warga setempat bernama Aryati (40) juga berharap agar pembangunan tanggul laut yang tinggi segera dituntaskan.

"Harapannya ya tanggul-tanggul ditinggiin lagi," ujar dia di lokasi.

Sedianya saat ini pemerintah tengah mengerjakan proyek pembangunan tanggul laut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) untuk menanggulangi banjir rob Jakarta Utara. Tanggul laut itu akan dibangun sepanjang empat kilometer di Muara Angke.

Namun, saat ini, proses pembangunan tanggul laut baru mencapai 100 meter.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (23/12/2024), proses pengerjaan tanggul laut baru sampai tahap pemasangan pondasi dari semen dan besi.

Proses pembangunan ini akan dilanjutkan apabila beton-beton yang akan digunakan sudah "matang".

Sumber