Ancaman La Nina, BPBD Surabaya Siapkan Mitigasi

Ancaman La Nina, BPBD Surabaya Siapkan Mitigasi

SURABAYA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak La Nina, yang diperkirakan melanda wilayah tersebut mulai akhir tahun 2024.

Diketahui, La Nina adalah fenomena iklim yang menyebabkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih dingin dari biasanya. Hal tersebut menyebabkan intensitas hujan meningkat.

“Kita sudah persiapan kemungkinan La Nina dan ikutannya, angin puting beliung, hujan deras," kata Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantara, ketika dikonfirmasi, Rabu (6/11/2024).

Hebi mengatakan, salah satu yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD). Dia meminta agar ada posko 24 jam selama berlangsungnya musim hujan.

"Mulai dari sarana dan prasarana sudah siap (mitigasi La Nina). Termasuk posko dari DSDABM, DLH, Satpol PP, Dinkes, BPBD harus 24 jam,” jelasnya.

Nantinya, ada sekitar 7 pos terpadu dan 18 pos pantau yang akan bersiaga untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi selama musim hujan pada periode 2024 hingga 2025.

Selain itu, kata Hebi, pihaknya juga membersihkan lingkungan penduduk melalui program Surabaya Bergerak, normalisasi saluran air, hingga perantingan pohon yang ada di ruas jalan.

Lebih lanjut, Hebi juga mengimbau agar masyarakat memperhatikan keselamatan selama di luar rumah.

Dia menyarankan untuk menghindari beberapa tempat berbahaya untuk berteduh.

"Imbauan musim hujan biasanya ingin cepat berteduh, ban halus itu diantisipasi, jangan sampai terjadi kecelakaan tunggal karena licin. Jangan berteduh di pohon, pengecekan baliho perlu dilakukan,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, sepanjang Agustus hingga awal Oktober 2024, data BMKG menunjukkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah cenderung mendingin dan hampir menyentuh batas La Nina.

Sejak Oktober 2024, suhu permukaan laut tersebut diprediksi akan terus mendingin, dan kondisi tersebut dapat bertahan hingga awal 2025.

“Fenomena La Nina terjadi di Samudra Pasifik, tapi akan berdampak secara global, termasuk di Indonesia,” ungkap Ardhasena, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2024).

Lebih lanjut, Ardhasena menjelaskan, secara umum La Nina memberikan dampak yang beragam di wilayah Indonesia, terutama terhadap curah hujan bulanan dan musiman.

Ia mengungkapkan, pada periode Juni-Juli-Agustus, La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah Indonesia.

Lalu pada periode September-Oktober-November, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia.

Sumber