Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus...

Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus...

JAKARTA, KOMPAS.com - Muncul rencana penghapusan Transjakarta koridor satu rute Blok M-Kota imbas pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT).

Transjakarta koridor satu telah beroperasi selama 20 tahun sejak diresmikan pada 15 Januari 2004. Rute ini melewati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, jalan utama pusat perekonomian dan pemerintahan alias segitiga emas Jakarta.

Selain itu, rute ini juga melewati Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Trunojoyo, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan Merdeka Barat Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Kali Besar Timur.

Ada lebih dari 20 halte yang dilalui Transjakarta koridor satu, meliputi sejumlah titik di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Barat. Perinciannya sebagai berikut

Shinta Dwi Ayu Transjakarta koridor 1 rute Blok M-Kota, Minggu (22/12/2024).Kompas.com menjajal menaiki Transjakarta koridor 1 pada Minggu (22/12/2024) siang. Meski bukan hari kerja dan sedang turun hujan, penumpang yang naik dari Terminal Blok M tetap ramai.

Di setiap halte, Transjakarta koridor 1 hanya berhenti sekitar dua menit untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.

Sehingga, waktu perjalanan dari halte awal hingga pemberhentian akhir tidak sampai satu jam, hanya sekitar 50 menit saja.

Sementara, dari sekitar 20 halte pemberhentian Transjakarta koridor 1, penumpang paling banyak naik dari Halte Senayan Bank DKI dan Tosari.

Halte Tosari sendiri dekat dengan perkantoran, pusat perbelanjaan, Bundaran HI, dan stasiun MRT. Pada hari kerja, kawasan tersebut diramaikan oleh para pekerja kantoran.

Sementara, pada akhir pekan, wilayah ini jadi sasaran warga untuk belanja atau berfoto ria.

Sementara, halte yang paling banyak penumpang turun adalah Monas dan Kali Besar.

Rencana penghapusan Transjakarta koridor 1 ini menuai penolakan dari para pelanggan Transjakarta. Stefani (27) misalnya, khawatir penghapusan Transjakarta koridor 1 mempersulit dia dalam bermobilitas. 

Warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang bekerja di Juanda, Jakarta Pusat itu sehari-harinya naik Transjakarta koridor 1.

Shinta Dwi Ayu Transjakarta koridor 1 rute Blok M-Kota, Minggu (22/12/2024)."Waduh, jangan (dihapus) dong, nanti malah makin bingung rutenya lebih rumit," ujar Stefani (27) saat diwawancarai Kompas.com di Transjakarta jurusan Blok M-Kota, Minggu (22/12/2024).

Penolakan juga datang dari warga Petukangan, Jakarta Selatan bernama Pija (18). Pija menilai, Transjakarta koridor 1 sangat praktis.

Sebab, untuk mencapai Kota, pelanggan dari Blok M tak perlu transit atau berpindah. 

"Enggak (setuju) sih, karena kalau dari pribadi mungkin Blok M ke Kota tuh cukup strategis karena gampang, enggak transit, satu jalan," kata Pija.

Penumpang lain yang langganan naik Transjakarta jurusan Blok M-Kota bernama Asmi (30) mengungkapkan, pada hari kerja, rute ini sangat ramai penumpang.

"Penuh banget, ya, terutama sore jam 3 ke atas," ujar Asmi.

Asmi bilang, saat berangkat menuju kantornya, ia tak pernah dapat tempat duduk karena penuhnya penumpang Transjakarta.

Biasanya, Asmi baru dapat tempat duduk ketika bus tiba di Halte Monas. Sebab, pada hari kerja, banyak penumpang yang turun di halte ini.

Wacana penghapusan Transjakarta rute Blok M-Kota akibat bersinggungan dengan jalur Transjakarta ini pun menuai kritik.

Pengamat transportasi sekaligus Ketua Instran (Inisiatif Strategis untuk Transportasi) Darmaningtyas menilai, Transjakarta tidak bisa digantikan dengan MRT.

Pasalnya, karakteristik pelanggan kedua moda transportasi tersebut berbeda. Tarif MRT juga tak sama dengan Transjakarta.

“Karakter pelanggan Transjakarta (TJ) itu berbeda dengan karakter pelanggan MRT, baik dari aspek sosial ekonomi, tarif, maupun pola perjalanannya, sehingga tidak bisa keberadaan MRT itu menggantikan layanan TJ, meskipun satu rute,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).

Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pengguna MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.

Menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.

“Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.

Kedua, dari segi tarif, MRT jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta TJ hanya Rp 3.500.

“Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.

Menurut Darma, rencana penghapusan Transjakarta koridor satu membuktikan bahwa Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan, termasuk pelanggan MRT dan Transjakarta.

Dia khawatir, dengan dihapusnya koridor 1 Transjakarta, masyarakat yang semula menggunakan transportasi umum justru beralih pakai sepeda motor. Sehingga, hal ini berpotensi meningkatkan angka kemacetan.

“Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor. Dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” tutur dia.

Polemik ini bermula dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta yang mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.

"Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).

Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRTrute Lebak Bulus sampai Kota rampung.

"Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta," ucap dia.

Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulogadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.

Menurut Syafrin, rencana itu akan direalisasikan pada tahun 2029.

Sumber