Antisipasi HMPV, Bandara Bali Perketat Pengawasan Pelaku Perjalanan dari China-Malaysia
DENPASAR, KOMPAS.com - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali meningkatkan kewaspadaan terhadap penumpang pesawat dari China dan Malaysia yang masuk ke Pulau Dewata demi mencegah penyebaran virus HMPV atau human metapneumovirus yang merebak di kedua negara tersebut.
Kepala KKP Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kesumajaya mengatakan, belum ditemukan kasus HMPV dari pelaku perjalanan internasional yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai.
Meski begitu, pihaknya telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan agar penumpangnya tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Maskapai dari China dan Malaysia kita perlu atensi khusus walaupun kita belum menerapkan protokol kesehatan tertentu, tapi ini sifatnya masih anjuran, proteksi diri sendiri seandainya flu atau demam, termasuk juga mencuci tangan," kata dia saat dihubungi pada Selasa (7/1/2025).
Agung mengaku telah berkoordinasi dengan pihak maskapai agar mewajibkan penumpang internasional mengisi Satu Sehat Health Pass (SSHP) saat boarding atau sebelum terbang ke Bali.
Penumpang dapat mengisi SSHP melalui tautan kode bar (barcode) yang telah tersedia.
Selain itu, pihaknya telah memasang thermal scanner atau alat pemindai suhu tubuh di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai.
Apabila ada penumpang dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat, akan dilakukan tes swab dan langsung diuji di laboratorium yang telah tersedia di bandara.
Kemudian, apabila ada penumpang yang terindikasi positif HMPV, akan langsung dirujuk ke rumah sakit, yakni RSUP Prof Ngoerah, RS Bali Mandara, dan RS Siloam.
"Sambil mengecek lebih lanjut lagi untuk melihat varian apa yang detail nanti. Kalau kita kan bisa mendikte ini dia sakitnya, tapi di varian apa? Apa HMPV yang kayak di China ini atau apa, itu kita akan cek. Itu kita koordinasi dengan lab daerah," kata dia.
Berdasarkan catatannya, total penumpang pesawat dari China yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai berjumlah 1.100 penumpang per hari.
Sementara itu, dari Malaysia sebanyak 2.500 penumpang per hari.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa menerapkan protokol kesehatan seperti saat wabah Covid-19 beberapa waktu lalu.
"Kita belum menemukan kasus ini, tapi kita sangat menaruh atensi. Semoga yang dari Malaysia dan China masuk sini, ya, mudah-mudahan tidak ada yang terjangkit. Sampai hari ini, laboratorium kami belum menemukan untuk itu," kata dia.