Antisipasi Penyebaran DBD, Dinkes Surabaya Kolaborasi dengan Unair
SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengurangi penyebaran jentik nyamuk, dengan tujuan mengantisipasi demam berdarah dengue (DBD).
Kadinkes Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) untuk meneliti jentik nyamuk yang tersebar di masyarakat.
"Kami juga bekerja sama dalam pengabdian masyarakat dengan sasaran kader kesehatan untuk meningkatkan kemampuan identifikasi jentik," kata Nanik saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).
Nanik menyebut, identifikasi jentik di habitatnya secara berkala tersebut penting untuk dilakukan, dengan tujuan mengetahui pola perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
"Kita konsultasi dengan pakar ilmu penyakit tropik RSUD dr Soetomo terkait update tata laksana kasus DBD," ujarnya.
Kemudian, petugas Dinkes mengunjungi semua puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya.
Mereka mengajarkan cara menangani pasien dengan gejala DBD sesuai dengan standar.
"Menghimbau puskesmas untuk segera melakukan penyelidikan epidemiologi kasus 1x24 jam dan melaksanakan penanganan kasus agar tidak ada penularan setempat," kata dia.
Nanik mengatakan, masyarakat bisa melakukan sejumlah hal untuk mengantisipasi penyebaran DBD, salah satunya adalah menerapkan 3M, yakni mengubur, menutup, dan menguras.
"Menguras dan menyikat bersih bak mandi minimal seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air," ucapnya.
Selain itu, kata dia, masyarakat bisa memperbaiki saluran talang, menaburkan bubuk pembunuh jentik ke tempat penampungan air, serta memasang kawat di jendela dan pintu rumah.
"Membiasakan pengaturan barang dalam ruangan secara rapi agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar," ucapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Surabaya, total ada 231 kasus sepanjang 2024.
Sementara itu, di tahun 2025, belum ditemukan pasien dengan gejala tersebut.