Apa Perbedaan Isra Mikraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW? Ini Ulasannya

Apa Perbedaan Isra Mikraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW? Ini Ulasannya

Isra Mikraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan keagamaan umat Islam yang ada setiap tahun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Meski demikian, keduanya merupakan peristiwa yang berbeda.

Berikut serba-serbi perbedaan Isra Mikraj dan Maulid Nabi.

Agar tidak keliru, berikut macam-macam perbedaan tentang peringatan Isra Mikraj dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

  • Isra Mikraj

Dalam kalender Hijriah, Isra Mikraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab. Di tahun 2025, Isra Mikraj 1446 H jatuh pada tanggal 27 Januari 2025 dan ditetapkan sebagai libur nasional.

  • Maulid Nabi Muhammad SAW

Peristiwa Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati pada 12 Rabiul Awal. Untuk Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 2025 jatuh pada tanggal 9 Juni 2025 yang ditetapkan sebagai libur nasional.

  • Isra Mikraj

Dikutip dari situs Kemenag RI, Isra Mikraj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Pada peristiwa ini, Rasulullah SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Isra Mikraj menjadi tonggak lahirnya perintah salat lima waktu. Ibadah salat merupakan inti kepatuhan yang terhimpun dua kesalehan, yaitu kesalehan individual dan kesalehan sosial.

Ibadah salat yang diawali dengan kekuatan tauhid "Allahu Akbar", menjadi wujud komitmen ketauhidan dan komitmen kepatuhan secara totalitas kepada Allah SWT. Salat juga ditutup dengan kalimat salam "assalaamu’alaikum wa rahmatullah" ke kanan dan ke kiri, menjadi wujud komitmen kedamaian, komitmen persaudaraan, komitmen kerukunan, dan komitmen merekatkan ikatan kemanusiaan.

Maulid Nabi memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dengan mengenang kembali sejarah dan perjuangan hidup Rasulullah SAW. Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah.

  • Isra Mikraj

Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.

Kata Isra menjelaskan tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dengan mengendarai buraq, sosok seperti kuda putih, memiliki sayap, serta ekor seperti burung merak. Oleh karena itu, perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dapat ditempuh dalam waktu yang singkat.

Sementara itu, Mikraj adalah peristiwa perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh. Ketika mencapai langit ke tujuh, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk mengerjakan salat wajib lima waktu.

  • Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi berasal dari dua kata bahasa Arab yakni Maulid dan Nabi, kata Maulid memiliki makna yang sama dengan kata milad yang berarti "lahir" atau "kelahiran", sedangkan kata Nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan pengertian tersebut, Maulid Nabi adalah kegiatan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari buku ‘Sirah Nabawiyah’ karya Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Sebagai catatan, kala itu masih belum ditentukan penanggalan hijriah.

Menurut buku ‘Sejarah Maulid Nabi’ oleh Ahmad Sauri, seperti dilansir situs NU, peringatan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim bangsa Arab sejak tahun kedua hijriah. Catatan tersebut merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Dalam catatan tersebut juga dijelaskan, Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka. Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra).

Pengaruh besarnya yang dibawa oleh Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad SAW bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya.

Sumber