Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi Israel Tanpa Negara Palestina
Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengecam tindakan Israel yang disebutnya "merendahkan" nyawa rakyat Palestina. Pangeran Faisal pun kembali menegaskan posisi Riyadh, bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya negara Palestina.
"Tingkat kehancuran di Gaza dan direndahkannya nyawa rakyat Palestina akan menciptakan siklus yang bertentangan dengan kepentingan semua orang," ujar Pangeran Faisal dalam wawancara dengan Inisiatif Investasi Masa Depan (FII) di Riyadh, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (1/11/2024).
Diperkirakan lebih dari 40.000 warga Palestina tewas akibat serangan-serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu, setelah Hamas menyerang negara Yahudi tersebut. Militer Tel Aviv terus menggempur Jalur Gaza dengan dalih membalas Hamas.
Israel juga secara rutin memblokir bantuan kemanusiaan untuk masuk ke wilayah Jalur Gaza. Situasi ini berpuncak saat Amerika Serikat (AS) memperingatkan sekutunya, jika lebih banyak bantuan tidak diperbolehkan masuk, maka Washington tidak mengambil tindakan khusus sebagai tanggapan.
Kritikan menghujani AS dan pemerintahan Presiden Joe Biden yang disebut gagal dalam mengendalikan respons Israel, sekutunya, terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu dan mencegah apa yang disebut banyak pihak sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.
Saat ditanya apakah komentarnya merujuk pada genosida, Pangeran Faisal mengatakan bahwa blokade terhadap akses apa pun untuk barang kemanusiaan, dengan serangan militer Israel terus berlanjut dan tidak ada jalur bagi warga sipil untuk mencari perlindungan atau zona aman, "hanya dapat digambarkan sebagai bentuk genosida".
"Itu tentu saja melanggar hukum kemanusiaan internasional, dan hal ini memicu siklus kekerasan yang terus berlanjut," sebutnya.
Meski perang terus berkecamuk selama setahun terakhir, pemerintahan Biden terus menggembar-gemborkan kemungkinan normalisasi antara Saudi dan Israel.
Pangeran Faisal menegaskan bahwa "Bukan hanya sebuah risiko; hal ini tidak akan terjadi sampai kita memiliki resolusi untuk negara Palestina."
Simak Video Arab Saudi Tak Akan Akui Israel Tanpa Palestina
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Sebagai bagian dari kesepakatan yang disusun AS, Saudi juga akan menerima jaminan keamanan yang kuat dan akses terhadap senjata melalui Washington.
Ditambahkan oleh Pangeran Faisal bahwa tanpa normalisasi, Saudi "cukup senang" menunggu sampai tuntutannya dipenuhi.
Saudi meluncurkan inisiatif baru bulan lalu yang bertujuan menerapkan solusi dua negara untuk memungkinkan rakyat Palestina menerima hak-hak mereka untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Israel terus menolak untuk mengakui negara Palestina atau mendiskusikan langkah-langkah yang diperlukan agal hal itu terwujud. Pangeran Faisal menyebut komentar terbaru Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang tidak menyebut Palestina atau kebutuhan mengakhiri perang Gaza sangat memprihatinkan.
"Itu menunjukkan kepada saya bahwa terdapat kurangnya pemahaman terhadap realitas strategis. Kita berada di kawasan ini, kita terjebak di wilayah ini, kita semuanya, rakyat Palestina dan semua orang. Dan kita harus mencari cara untuk hidup berdampingan," ujarnya.
Jika hal tersebut tidak bisa diwujudkan, Pangeran Faisal mengatakan bahwa "Kita akan terus mengalami siklus kekerasan yang tidak menguntungkan siapa pun kecuali para ekstremis."
Meskipun beberapa langkah perlu diambil untuk mengakui negara Palestina yang merdeka, Pangeran Faisal mengatakan bahwa hal tersebut tidak bergantung pada apakah Israel menerimanya atau tidak.
"Itu terkait dengan prinsip-prinsip hukum internasional. Dan menurut saya, resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengarah pada pembentukan negara Israel jelas juga mempertimbangkan negara Palestina. Jadi kita perlu mewujudkannya," tegasnya.