Arah Investasi PertaLife Insurance pada 2025
Bisnis.com, JAKARTA— PT Perta Life Insurance atau PertaLife Insurance menyiapkan strategi investasi untuk menghadapi tahun 2025 yang diperkirakan penuh dengan tantangan global, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga.
Fokus utama perusahaan asuransi jiwa ini adalah menjaga keseimbangan portofolio investasi yang sesuai dengan prinsip Asset and Liability Management (ALM) serta memanfaatkan peluang pertumbuhan di tengah dinamika pasar.
Direktur Keuangan & Investasi PertaLife Insurance, Sigit Panilih mengungkapkan bahwa pendekatan investasi yang bersifat agile akan menjadi kunci menghadapi berbagai skenario ekonomi tahun depan.
“Dalam menghadapi tahun depan, kami sudah mempersiapkan diri dengan strategi investasi yang bersifat agile menyesuaikan kondisi ekonomi dan pasar. Strategi alokasi aset akan menyesuaikan indikator-indikator ekonomi dan pasar yang telah kami tentukan dan kategorikan berdasarkan kondisi konservatif, moderat, dan optimis,” kata Sigit kepada Bisnis, Senin (9/12/2024).
Dalam pengelolaan investasi, Sigit menekankan PertaLife Insurance memprioritaskan investasi pada instrumen obligasi pemerintah untuk menyesuaikan durasi liabilitas jangka panjang. Hal ini sejalan dengan prinsip ALM yang menjadi pedoman utama perusahaan dalam menghadapi volatilitas pasar.
Sementara untuk meningkatkan yield, pihaknya mempertimbangkan penambahan instrumen saham sebagai bagian dari strategi investasi yang agile, dengan tetap memperhatikan kondisi ekonomi, arahan investasi, serta target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, strategi imunisasi portofolio telah diterapkan untuk mengunci imbal hasil investasi jangka panjang. Struktur portofolio yang didominasi instrumen pendapatan tetap, baik obligasi pemerintah maupun korporasi, memberikan fondasi yang kuat menghadapi penurunan suku bunga.
“Dengan adanya kebijakan moneter global yang mengarah pada penurunan suku bunga, maka struktur portofolio kami memiliki fundamental yang kuat dalam jangka panjang untuk menghadapi hal tersebut,” katanya.
Sigit juga menekankan pentingnya diversifikasi portofolio sebagai langkah mitigasi risiko terhadap potensi volatilitas pasar akibat kebijakan internasional. Meski dihadapkan pada tantangan, PertaLife Insurance optimis bahwa pendekatan investasi yang adaptif akan membawa hasil positif pada tahun mendatang. Sigit mencatat bahwa strategi yang sama telah terbukti efektif selama tiga tahun terakhir.
“Dalam tiga tahun terakhir, di tengah volatilitas pasar yang tinggi, kami berhasil mendapatkan hasil investasi yang terbaik dengan menggunakan strategi tersebut sehingga kami optimis pada tahun 2025 akan mencapai hasil terbaik juga,” tuturnya.
Dikutip dari laporan keuangan PertaLife Insurance per Oktober 2024, perusahaan mencatatkan hasil investasi sebanyak Rp130,2 miliar. Angka tersebut meningkat 4,68% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp124,39 miliar.
Dari sisi penempatan aset investasi paling banyak terdapat pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) RI sebanyak Rp1,56 triliun. Kemudian disusul obligasi korporasi Rp538 miliar, sertifikasi deposito Rp270 miliar, saham Rp114 miliar, reksa dana Rp247 miliar, dan efek beragun Rp3,4 miliar. Adapun total investasi PertaLife Insurance mencapai sebanyak Rp2,73 triliun per Oktober 2024.