Arah Saham BBRI, BBTN, dan TLKM Usai Perubahan Minor Indeks BUMN
Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan evaluasi minor terhadap indeks saham BUMN alias IDXBUMN20. Hasilnya, hanya terjadi perubahan bobot saham dan tidak ada penggantian konstituen.
Sejumlah saham BUMN yang mencatatkan kenaikan bobot, antara lain BBRI, BBTN, PGEO, TLKM, BJBR dan AGRO. Sementara itu, saham dengan penurunan bobot di antaranya BMRI, BRIS, ELSA, JSMR, MTEL, PTPP hingga PTBA.
Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai bahwa perubahan bobot bakal mempengaruhi performa saham-saham di IDXBUMN20. Menurutnya, hasil positif dapat diraih saham yang mengalami kenaikan, sedangkan saham dengan penurunan bobot berisiko terdampak negatif dari evaluasi tersebut.
Meski demikian, Sukarno memandang bahwa prospek saham pelat merah masih cukup menarik, terutama untuk emiten dengan fundamental kuat. Selain itu, valuasi tampak lebih menarik karena kinerja saham di dalam indeks tengah menurun.
“Prospek penurunan suku bunga ke depannya positif untuk mayoritas sektor. Tantangannya, ketidakpastian ekonomi di tengah tensi geopolitik dan ke depan bisa mempengaruhi pendapatan perusahaan,” ujarnya, Rabu (30/10/2024).
Dia juga memandang mayoritas saham di IDXBUMN20 masih menarik dan bisa dicermati oleh investor sebagai pilihan investasi. Hanya saja, dibutuhkan momentum tepat supaya mampu memaksimalkan potensi yang ada.
Saham pelat merah pilihan Kiwoom Sekuritas adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau SIG.
“Selain karena adanya kenaikan bobot, saham-saham tersebut secara valuasi tergolong undervalued. Sedikit wait and see hasil kinerja keuangan pada kuartal III/2024 seperti apa karena bisa membuat saham tertekan,” kata Sukarno.
Hingga akhir perdagangan hari ini, Rabu (30/10), performa IDXBUMN20 masih mencatatkan koreksi sebesar 4,91% year to date (YtD). Kinerja tersebut berada di bawah Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang menguat 4,08% YtD.
Disclaimer Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.