ART di Cilandak Sempat Ingin Bawa Mortir Pulang Kampung
JAKARTA, KOMPAS.com - Mulyono Suprapto (45), asisten rumah tangga (ART) yang menemukan mortir di rumah majikannya di Cipete Selatan, Cilandak, sempat berencana membawa barang tersebut pulang ke kampung halamannya.
Pasalnya, Mulyono tidak mengetahui kegunaan barang tersebut dan mengira dua mortir itu adalah pajangan.
"Tadi maunya aku bikin hiasan buat di ruang tamu di kampung. Jadi mau aku pajang di tembok itu. Bikin hiasan gitu," kata dia saat dihubungi, Kamis (26/12/2024).
Pria asal Banjarnegara, Jawa Tengah ini bahkan berencana membawa dua mortir tersebut dengan menggunakan sepeda motor.
Akan tetapi, setelah sempat mengunggah foto dua benda itu ke Whatsapp, dia urung membawanya ke kampung sebab telah mengetahui fungsi benda tersebut.
"Nah pas tau kemarin, kagak jadi, urung lagi. Dikata polisi dibilang ‘kamu pea ya. Ya kalau sampai kampung selamat, kalau tengah jalan meledug?’" tambah dia
Sebelumnya, Mulyono sempat mengunggah foto mortir tersebut ke Whatsappnya untuk bertanya mengenai fungsi dan kegunaan benda tersebut.
"Saya posting di WA status. Saya foto, terus aku tulis di statusnya, aku tulis begini ‘ada yang tau dengan benda ini? tolong komen’," kata dia saat dihubungi, Kamis (26/12/2024).
Akan tetapi, Mulyono mengatakan, cucu majikannya justru melihat status yang diunggah oleh dia. Mulyono kemudian diberi tahu bahwa barang tersebut adalah mortir yang berpotensi meledak.
Dia mengaku sempat ketakutan ketika diberitahu bahwa benda tersebut adalah mortir. Pasalnya, dia memajang dua benda tersebut di kamar tidurnya.
"Nah, kebetulan yang komen itu cucunya bos. Aku baru tahu kalau itu katanya bom. Ya aku kaget itu bom, kalau tau itu bom enggak aku cuci, enggak aku sikat, aku diemin," tambah dia.
Mulyono sebelumnya telah melaporkan penemuan dua benda diduga mortir di rumah kosong di Jalan Bunga Melati Nomor 27, RT 008/RW 002, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Melaporkan dugaan penemuan dua buah benda diduga mirip mortir," ujar Ade.
Ade menjelaskan, dua mortir tersebut ditemukan oleh pelapor di gudang rumah kosong milik mendiang majikannya pada Juli 2024.
Setelah penemuan itu, pelapor sempat mencuci lalu menyimpan dua benda temuannya karena mengira barang tersebut adalah pajangan.
"Setelah pelapor menemukan dua buah benda diduga mirip mortir di gudang, pelapor mengambilnya, mencucinya menggunakan sabun dan sikat kawat, lalu menyimpannya di dalam kamar," kata Ade.
Ade mengungkapkan, pelapor mengira dua benda temuannya sekadar barang pajangan.
Karena itu, pelapor pun menyimpan temuannya sebelum akhirnya melaporkan kepada pihak berwenang pada 24 Desember 2024.
Selain mengira benda pajangan, alasan pelapor tidak langsung melaporkan temuannya adalah karena akan pulang kampung.