AS Dilaporkan Bangun Pangkalan Militer Baru di Suriah, Benarkah?

AS Dilaporkan Bangun Pangkalan Militer Baru di Suriah, Benarkah?

Amerika Serikat (AS) dilaporkan membangun pangkalan militer di kota Kobani, Suriah bagian utara, yang terletak dekat perbatasan Turki. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS membantah keras laporan tersebut.

Laporan soal pangkalan militer baru AS di Suriah itu mencuat setelah muncul beberapa video yang menunjukkan pembatas beton dipindahkan pada sebuah truk trailer berbendera AS.

Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh, seperti dilansir Al Arabiya dan Middle East Monitor, Sabtu (4/1/2025), menegaskan tidak ada rencana atau niat untuk membangun pangkalan militer AS di Kobani, Suriah.

Seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, memperkuat bantahan yang disampaikan Pentagon.

"Kami saat ini tidak melacak atau mengetahui adanya aktivitas apa pun di sekitar Kobani," ujar pejabat pertahanan AS itu saat berbicara kepada Al Arabiya English.

Laporan soal pembangunan pangkalan baru itu muncul setelah sejumlah sumber lokal membagikan gambar dan video yang disebut menunjukkan konvoi kendaraan yang membawa pembatas beton ke area Kobani. Konvoi besar-besaran pasukan AS disebut tiba di kota itu pada Rabu (1/1) waktu setempat.

Laporan North Press Agency yang berafiliasi dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) – sekutu AS dalam memerangi militan radikal Islamic State (ISIS) di Suriah – menyebut konvoi yang membawa bahan-bahan konstruksi dan pasokan logistik terlibat bergerak menuju ke Kobani pada Kamis (2/1) waktu setempat.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga video Joe Biden soal Presiden Suriah Assad Kabur Dia Harus Bertanggung Jawab!

[Gambas Video 20detik]

Konvoi tersebut, menurut laporan media lokal New Region, mencakup bangunan prefabrikasi, mesin penggali parit, peralatan pengintaian, dan tangki bahan bakar.

Pembangunan pangkalan baru itu juga disebut bertujuan membantu Unit Pertahanan Rakyat (YPG), kelompok Kurdi di Suriah yang juga menjadi sekutu AS dalam membasmi ISIS. Washington telah mendukung dan melatih para petempur Kurdi dari SDF, yang dipimpin oleh YPG, dalam operasi memberantas ISIS.

Aliansi AS dengan para petempur Kurdi di Suriah itu menuai kecaman keras dari Turki yang memandang YPG sebagai perpanjangan tangan dari milisi terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang mengobarkan pemberontakan melawan negara Turki sejak tahun 1984 silam.

PKK telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa. Ankara telah berulang kali meminta Washington, sekutunya dalam NATO, dan beberapa negara lainnya untuk berhenti mendukung YPG.

Sejak rezim Bashar al-Assad tumbang di Suriah, pasukan SDF dan militer Turki telah beberapa kali terlibat bentrokan. Para petempur milisi Kurdi di Suriah secara aktif bertempur melawan elemen-elemen Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Ankara.

Dalam beberapa pekan terakhir, Turki memperingatkan pihaknya akan mengerahkan pasukan tambahan ke kota Kobani, yang menjadi tempat para petempur Kurdi bercokol.

Sementara para pejabat AS berharap SDF akan berada di bawah payung pemerintahan baru Suriah. Pemerintahan Presiden Joe Biden bahkan sebenarnya bersiap memberikan keringanan sanksi jika Kurdi menormalisasi hubungan dengan rezim Assad sebelum jatuhnya rezim itu karena khawatir Iran akan merangkul Kurdi demi menghadapi Turki.

Simak juga video Joe Biden soal Presiden Suriah Assad Kabur Dia Harus Bertanggung Jawab!

[Gambas Video 20detik]

Sumber