Assad Tak Berkuasa Lagi: AS Merapat, Rusia Angkat Kaki
Negara-negara besar bergerak usai Presiden Bashar al-Assad tumbang di tangan pemberontak Suriah. Amerika Serikat bergerak mendekat ke Suriah sedangkan Rusia angkat kaki dari negara tersebut.
Sebagai informasi, rezim Assad tumbang setelah pasukan oposisi Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan bekas afiliasi Al-Qaeda menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat. Assad dilaporkan kabur ke Rusia dan mendapatkan suaka untuk alasan kemanusiaan di sana.
Kini, pasukan oposisi menguasai Damaskus dan beberapa kota penting lainnya di Suriah yang direbut dari pasukan rezim Assad dalam sepekan terakhir.
Kondisi tersebut ternyata mempengaruhi pergerakan Amerika Serikat dan rivalnya Rusia.
Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Harry S Truman, bergerak ke kawasan Timur Tengah saat ketegangan regional meningkat. Diperkirakan kapal induk AS itu akan tiba di kawasan tersebut pada akhir pekan ini.
Informasi tersebut, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (11/12/2024), diungkapkan seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada Al Arabiya English. Disebutkan pejabat AS tersebut bahwa USS Harry S Truman bersama kelompok tempurnya akan tiba di Timur Tengah pada akhir pekan.
Belum ada pernyataan resmi dari Pentagon atau Departemen Pertahanan AS soal pengerahan tersebut.
Namun langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, yang salah satunya dipicu oleh tumbangnya rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Saat ini, ibu kota Damaskus dan beberapa kota penting Suriah lainnya dikuasai oleh pasukan pemberontak yang menggulingkan Assad.
Ketegangan di Timur Tengah juga masih tinggi akibat perang tanpa henti antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, serta konflik sengit antara Tel Aviv dan kelompok Hizbullah di Lebanon meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata.
AS semakin meningkatkan kehadiran militernya secara signifikan di kawasan Timur Tengah sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu perang Gaza.
Selain mengerahkan aset militer untuk mendukung sekutunya Tel Aviv, Washington juga mengerahkan kapal-kapal induknya ke perairan Laut Merah untuk menangkal rentetan serangan pemberontak Houthi, yang bermarkas di Yaman, terhadap kapal komersial dan kapal niaga yang melintasi perairan tersebut.
Terlepas dari itu, pengerahan kapal induk USS Harry S Truman ke Timur Tengah ini dilakukan AS setelah bulan lalu mengumumkan penarikan kapal induk lainnya, USS Abraham Lincoln, dari kawasan tersebut.
Pentagon menyatakan pada akhir November lalu bahwa USS Abraham Lincoln telah meninggalkan area tanggung jawab Komando Pusat AS atau CENTCOM dan memasuki area Armada ke-7 di kawasan Indo-Pasifik.
Namun AS menekankan militernya masih memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi berbagai ancaman dan segala kemungkinan di kawasan Timur Tengah.
Simak pergerakan Rusia di halaman berikutnya.
Sementara itu, Citra satelit terbaru mengungkapkan kapal-kapal Angkatan Laut Rusia telah meninggalkan pangkalan mereka di Tartous, Suriah, setelah rezim Presiden Bashar al-Assad tumbang di tangan pasukan pemberontak. Beberapa kapal Moskow bahkan terpantau membuang sauh di area lepas pantai Suriah.
Salah satu citra satelit yang diambil pada 9 Desember oleh Planet Labs, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (11/12), menunjukkan setidaknya tiga kapal militer dari armada Mediterania Rusia ditambatkan di perairan berjarak sekitar 13 kilometer sebelah barat laut Tartous.
Kapal militer Moskow yang menjauhi pantai Suriah itu mencakup dua kapal frigate yang dilengkapi rudal dan sebuah kapal tangki. Beberapa kapal Rusia lainnya tidak diketahui secara jelas keberadaannya.
Sebelumnya, menurut analisis citra satelit BlackSky dan Planet Labs, Rusia memiliki lima kapal permukaan dan satu kapal selam di pangkalan Tartous. Salah satu citra satelit yang diambil pada 5 Desember menunjukkan keenam kapal militer Moskow itu masih berada di pangkalan Suriah tersebut.
Namun dalam citra satelit pada 9 Desember, kapal-kapal militer Rusia itu terpantau telah meninggalkan Tartous, dengan laporan blogger perang Rusia "Rybar" menyebut kapal-kapal itu mengambil posisi di area lepas pantai Suriah untuk alasan keamanan.
Menurut citra satelit, kapal-kapal militer Moskow itu meninggalkan pangkalan Tartous antara 6 Desember hingga 9 Desember waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan komentar atas laporan tersebut.