Assad Tumbang, Israel Hancurkan Fasilitas Militer Terpenting Suriah

Assad Tumbang, Israel Hancurkan Fasilitas Militer Terpenting Suriah

Militer Israel dilaporkan telah menghancurkan fasilitas militer paling penting di Suriah dalam rentetan serangan udara yang dilancarkan terhadap negara tetangganya itu, sejak tumbangnya rezim Presiden Bashar al-Assad di tangan pasukan pemberontak

Israel, yang berbatasan langsung dengan Suriah, mengirimkan pasukan ke zona penyangga (buffer zone) di sebelah timur Dataran Tinggi Golan, yang dianeksasi Tel Aviv, sejak tergulingnya rezim Assad pada Minggu (8/12) waktu setempat.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar menggambarkan pengerahan militer itu sebagai "langkah terbatas dan sementara" untuk "alasan keamanan".

Militer Israel, menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Selasa (10/12/2024), juga melacarkan "sekitar 250 serangan udara di wilayah Suriah" dalam waktu 48 jam terakhir dengan tujuan menghancurkan kemampuan militer rezim Assad.

"Israel telah menghancurkan situs militer paling penting di Suriah, termasuk bandara-bandara Suriah dan gudang mereka, skuadron pesawat, radar, stasiun sinyal militer, dan banyak depot senjata dan amunisi di berbagai lokasi di sebagian besar provinsi Suriah," sebut Syrian Observatory dalam laporannya.

Di dekat kota pelabuhan Latakia, Israel telah menargetkan fasilitas pertahanan udara dan merusak kapal-kapal Angkatan Laut Suriah serta gudang-gudang militer.

Sementara di dalam dan sekitar ibu kota Damaskus, menurut Syrian Observatory, serangan udara Tel Aviv menargetkan sejumlah instalasi militer, pusat penelitian, dan administrasi peperangan elektronik.

Lihat Video ‘Ekspresi Warga Suriah Merayakan Runtuhnya Rezim Assad’

[Gambas Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada Selasa (10/12) pagi, sejumlah jurnalis AFP melaporkan mendengar suara ledakan keras di area Damaskus, beberapa jam setelah serangan yang dilaporkan oleh Syrian Observatory.

Rezim Assad tumbang setelah pasukan pemberontak Suriah, dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan bekas afiliasi Al-Qaeda, menyerbu Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat. Assad dilaporkan kabur ke Rusia dan mendapatkan suaka untuk alasan kemanusiaan di sana.

Kini, pasukan pemberontak menguasai Damaskus dan beberapa kota penting lainnya di Suriah yang direbut dari pasukan rezim Assad dalam sepekan terakhir.

Militer Israel sebelumnya telah menegaskan tidak akan mencampuri urusan internal di Suriah, tetapi akan "beroperasi selama mungkin yang diperlukan untuk mempertahankan zona penyangga dan membela Israel dan warga sipilnya".

Pada akhir pekan, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan militer Israel untuk berpindah ke zona penyangga – yang menjadi area patroli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) – di sebelah timur area Golan yang dianeksasi Tel Aviv, setelah pemberontak Suriah menumbangkan rezim Assad.

PBB dan beberapa negara tetangga Israel mengecam langkah tersebut, dengan juru bicara PBB menyebut tindakan Tel Aviv telah melanggar perjanjian pelepasan keterlibatan antara Israel dan Suriah yang ditandatangani tahun 1974 silam.

Lihat Video ‘Ekspresi Warga Suriah Merayakan Runtuhnya Rezim Assad’

[Gambas Video 20detik]

Sumber