Awal Mula Aiptu Imam Belajar Ngaji di Jember hingga Mengajar Anak-anak di Keerom
Aiptu Imam Ghozali menceritakan awal mula dirinya belajar ilmu agama hingga bisa mengajari anak-anak mengaji di Keerom, Papua. Semasa remaja, dia belajar di sebuah langgar di Jember, Jawa Timur.
"Jadi pada waktu kita dulu masih remaja di daerah Jawa Timur, Jember, kita mengaji, tidak mondok, seperti langgar gitu. Jadi, kalau bakda Asar, mengaji sampai abis Subuh, abis itu sekolah dan sampai begitu akhirnya kita merantau di Papua," kata Aiptu Imam dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Kamis (5/12/2024).
Aiptu Imam lalu mengajarkan ilmu yang dipelajarinya itu saat berdinas di Keerom, Papua. Pengabdiannya konsisten selama 12 tahun. Dia bersama sang istri rutin meluangkan waktu setelah jam dinas untuk mengajar anak-anak membaca Al-Qur’an di Musala Fathun Nadja.
Aiptu Imam juga bekerja sama dengan para tokoh agama setempat. Dia ingin anak-anak muda di Keerom mempunyai akhlak yang baik.
"Akhirnya kita amalkan apa yang kita dapat di daerah Jawa. Ilmu itu kita amalkan dan alhamdulillah kita sudah berkolaborasi dengan MUI, dengan tokoh-tokoh NU, untuk mengajarkan anak-anak bagaimana Keerom ini bisa mempunyai akhlak yang baik untuk anak-anak kami," imbuh dia.
Pengabdian Aiptu Imam Ghozali itu berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak di Kampung Wiantri yang saat itu banyak belum belajar mengaji. Bersama sang istri, ia memulai langkah kecil untuk membimbing mereka membaca Al-Qur’an. Kini usaha tersebut membuahkan hasil dengan jumlah santri yang telah mencapai 70 orang.
"Jadi antusiasme warga sangat mendukung sekali, sangat senang karena merasa anak-anaknya dibantu mengaji. Mereka memberi sambutan baik sekali dari warga," kata Aiptu Imam dalam wawancara terpisah beberapa waktu lalu.
Selain belajar tajwid, anak-anak juga belajar tentang ilmu fikih, adab, dan sopan santun. Sementara itu, anak-anak yang sudah selesai belajar mengaji di Fathun Nadja biasanya melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren di Pulau Jawa.
"Jadi mengajarnya di samping tajwid, ada ilmu fikih, terus mengajarkan juga tentang adab, supaya anak-anak kalau kembali ke rumah mereka lebih baik," imbuh Aiptu Imam.
Aiptu Imam belajar tentang ilmu agama saat tinggal di Jember, Jawa Timur. Ketika dirinya kemudian ditugaskan berdinas di Papua, ilmu agama yang telah dipelajarinya itu dia ajarkan kepada anak-anak di sana.
"Di samping itu, saya juga sebagai ketua DMI di kampung. Juga kalau ada waktu ikuti petunjuk jadi khatib naik," ujar Aiptu Imam.
Dia bersyukur ilmu agama yang diajarkan kepada masyarakat di Keerom, Papua, membawa dampak positif. Dia berharap kehadirannya di tengah-tengah warga dapat memberikan citra yang lebih baik bagi kepolisian.
"Jadi kepengin citra polisi lebih baik lagi dan warga juga mengetahui agama supaya terjalin kerukunan kebersamaan di antara umat beragama," kata Aiptu Imam.