Awal Mula Ayah Curiga Bayi Tertukar di Cempaka Putih, Sempat Bongkar Makam

Awal Mula Ayah Curiga Bayi Tertukar di Cempaka Putih, Sempat Bongkar Makam

Pria berinisial MR (27), menduga anaknya tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kecurigaan itu bermula saat MR membongkar makam bayi yang baru lahir tersebut.

Dilansir Antara, Selasa (10/12/2024), MR menceritakan, istrinya melahirkan di RSIJ Cempaka Putih, usai mendapat rujukan dari salah satu klinik karena ketuban istrinya kering. Istri MR melahirkan dengan cara operasi pada Senin (16/9).

Karena alasan medis, MR tak bisa melihat bayi berjenis kelamin perempuan tersebut. MR hanya sempat dipanggil untuk mengadzankan bayi tersebut. Sore harinya MR dikabari oleh pihak RS jika bayinya dalam kondisi kritis. Keesokan harinya, MR mendapatkan dikabari oleh pihak RS bahwa bayinya sudah meninggal dunia.

MR mengaku tak melihat kondisi tubuh anaknya. Dia menerima jasad anaknya dalam kondisi sudah terbungkus kain kafan.

Menurut MR, pihak RS meminta agar jenazah anaknya segera dikuburkan. Pihak keluarga pun melaksanakan dengan memakamkan bayi itu di tempat pemakaman umum (TPU) di kawasan Cilincing.

Selang sehari, Istri MR meminta agar makam anaknya itu dibongkar. Dia ingin melihat jasad dari anaknya yang belum pernah sekalipun dilihat.

MR pun berkomunikasi dengan pihak TPU dan meminta izin untuk membongkar makam. MR dan keluarga pun melihat jenazah anaknya.

Dari situlah mulai muncul kecurigaan dari MR dan keluarga. MR dan pihak keluarga lainnya kaget melihat kondisi jasad bayi tersebut berbeda dengan catatan di rekam medis.

Bayi yang dikuburkan tingginya sekitar 70 hingga 80 centimeter. Sementara itu, bayi MR, menurut catatan medis, hanya tinggi 47 cm.

Melihat kondisi itu, MR dan pihak keluarga menduga kalau bayi yang dikuburkan bukan berumur satu hari, melainkan sudah berbulan-bulan dilahirkan.

"Bayi saya itu panjangnya lebih dari 47 cm. Jadi itu bisa sampai 60-80 cm. Itu bukan bayi satu hari," kata MR, Selasa (10/12).

Pihak MR mendatangi RS untuk meminta penjelasan. MR pun sempat mediasi sebanyak dua kali dengan pihak rumah sakit. Karena tak ada kesepakatan, akhirnya MR memviralkan kejadian itu setelah tiga bulan kemudian.

Direktur RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jack Pradono Handojo mengatakan telah bertemu dengan pihak orang tua bayi. Pihak RS menyampaikan rasa simpati dan pihak orang tua menyampaikan permohonan maaf.

"Kami telah bertemu dengan orang tua bayi dan telah menyampaikan rasa simpati kami dan menawarkan dukungan agar keluhan yang disampaikan bisa diselesaikan dengan baik," ujar Jack dalam keterangan yang diunggah di akun Instagram RS Islam Jakarta Cempaka Putih, seperti dilihat detikcom, Kamis (12/12/2024)

"Orang tua juga telah menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," ujarnya.

Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan bahwa tes DNA akan dilakukan dan dibiayai oleh pihak RS. Pihak RS menjamin mereka memberikan layanan kesehatan yang baik kepada pasiennya.

"Kami dan orang tua bayi bersepakat melakukan tes DNA atas biaya dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih di laboratorium yang dipilih oleh orang tua bayi," ujarnya.

Tes DNA akan dilakukan segera. Jack mengajak semua pihak untuk tak berpolemik.

"Rencana tes DNA akan segera dilakukan dalam minggu ini. Kami mengajak semua pihak untuk bersabar, dan menghindari polemik hingga hasil tes DNA ini keluar untuk menjaga privasi keluarga," katanya.

Sumber